Ada yang menarik dari apa yang disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia VI 2015 (KUII-VI 2015) di Yogyakarta. Saat memberikan pidato pembukaan, Sultan sempat menyinggung mengenai bendera peninggalan kerajaan Demak yang ternyata pemberian dari kekhalifahan Turki.
"Sultan Turki mengukuhkan Raden Patah sebagai Khalifatullah ing Tanah Jawa, perwakilan kekhalifahan Islam (Turki) untuk Tanah Jawa, dengan penyerahan bendera Laa ilaah illa Allah berwarna ungu kehitaman terbuat dari kain Kiswah Ka'bah, dan bendera bertuliskan Muhammadurrasulullah berwarna hijau," jelas Sultan dalam pidato sambutannya, awal Februari lalu.
"Duplikatnya tersimpan di Kraton Yogyakarta sebagai pusaka, penanda keabsahan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat wakil Kekhalifahan Turki," tambah Sultan.
Apa yang disampaikan Sultan dalam kongres umat Islam itu menjelaskan adanya hubungan antara kekhalifahan Turki dengan kerajaan Islam di Indonesia. Pemberian bendera itu menandakan kerajaan di Indonesia diakui sebagai kekhalifahan.
Setelah kerajaan Demak runtuh, berlanjut hingga sampai ke Keraton Yogyakarta. Sultan menyebut duplikat bendera itu disimpan di Kraton Yogya.
"Ya pusaka Tunggul Wulung itu lho," jelas Sultan yang dikonfirmasi kembali soal keberadaan bendera itu pekan lalu.
"Di ruang pusaka Keraton. Bendera itu ya yang Kyai Tunggul Wulung itu. Ada dua, sama Kyai Pare Anom," jelas Sultan.
(Sumber: Detik.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar