Inilah yang sebenarnya terjadi
ketika Atlantis hancur oleh ledakan besar Krakatau kira-kira 11.600 tahun yang
lalu. (page 79)
Di zaman kuno, Sumatra adalah
lokasi Taprobane. Dan, lokasi ini selalu dianggapsebagai lokasi awal hari. Di sanalah
terdapat Kota Langka, ibukota yang luar biasa besar dari kerajaan Rahwana. Dan,
kerajaan besar ini merupakan nama lain dari Atlantis itu sendiri. (page 126-127)
Bagaimanapun, nama Pandaia
mengingatkan kita dengan para Pandu, pahlawan-pahlawan terkenal dalam kitab
Mahabharata. Dalam bahasa Sansekerta, Pandu berarti “pucat, putih, padi, emas”,
yang mengingatkan kepada etimologi Yunani yang serupa (pan-dia). Etimologi ini
sama dengan etimologi nama Java dan Yavana atau bangsa Yunani. Kata tersebut
berasal dari bahasa Dravida dan terkait dengan mitos Pulau Putih (Svetadvipa),
salah satu dari banyak nama surga yang hilang. (page 185)
Orang sering kali berpindah
tempat dan satu peradaban menggantikan peradaban yang lain seiring waktu. (page
197)
Dalam rangka menghasilkan
evolusi, tentu saja diperlukan pembiakan silang. (page 201)
Naiknya permukaan laut ini
mengubah sungai surga tersebut menjadi terusan sempit yang sekarang memisahkan
sumatra dari semenanjung melayu, yaitu selat malaka. (page 220)
Di sini, kami juga membuktikan
identitas Eden sebagai Atlantis serta menunjukkan lokasinya yang sesungguhnya
di Taprobane (Indonesia). Di sana, kami menemukan bekas-bekas keberadaan sebuah
benua besar yang kini terbenam di bawah laut, yang sekarang disebut sebagai
Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Dan, kami juga menemukan bahwa yang sekarang
tenggelam ini merupakan sumber peradaban yang sebenarnya, di mana budaya
bercocok tanam dan temuan mendasar sejenis diciptakan dahulu kala. (page 223)
Ilmu, seperti yang diketahui
dengan sangat baik, sebenarnya berkembang lewat proses “coba dan salah”. (page
230)
Hal ini terutama terjadi di
wilayah Indonesia, lokasi Atlantis yang sebenarnya, dan penanggalan yang
diberikan oleh Plato (11.600 tahun yang lalu), merupakan penanggalan yang
ditandai oleh MWP1B (Meltwater Pulse 1B), sebuah kenaikan air laut secara
dramatis yang terjadi tiba-tiba. (page 233)
Nah, julukan ini (Orang Timur)
mengarah kepada fakta bahwa Indonesia adalah situs surga tempat budaya dan
peradaban pertama kali muncul di dunia, di permulaan zaman ini. (page 399)
Demikianlah, Tripura juga
mengingatkan kepada trisula Siwa dan “panah tiga penjuru”-nya, senjata yang
digunakan untuk meluluhlantakkan Tripura. Yang terpenting, ketiganya sama
dengan tiga era manusia yang telah lalu, dan kita kini hidup pada era yang
keempat: Kali Yuga. (page 528)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar