Rabu, 01 Agustus 2018

Atlantis



Inilah yang sebenarnya terjadi ketika Atlantis hancur oleh ledakan besar Krakatau kira-kira 11.600 tahun yang lalu. (page 79)

Di zaman kuno, Sumatra adalah lokasi Taprobane. Dan, lokasi ini selalu dianggapsebagai lokasi awal hari. Di sanalah terdapat Kota Langka, ibukota yang luar biasa besar dari kerajaan Rahwana. Dan, kerajaan besar ini merupakan nama lain dari Atlantis itu sendiri. (page 126-127)

Bagaimanapun, nama Pandaia mengingatkan kita dengan para Pandu, pahlawan-pahlawan terkenal dalam kitab Mahabharata. Dalam bahasa Sansekerta, Pandu berarti “pucat, putih, padi, emas”, yang mengingatkan kepada etimologi Yunani yang serupa (pan-dia). Etimologi ini sama dengan etimologi nama Java dan Yavana atau bangsa Yunani. Kata tersebut berasal dari bahasa Dravida dan terkait dengan mitos Pulau Putih (Svetadvipa), salah satu dari banyak nama surga yang hilang. (page 185)

Orang sering kali berpindah tempat dan satu peradaban menggantikan peradaban yang lain seiring waktu. (page 197)

Dalam rangka menghasilkan evolusi, tentu saja diperlukan pembiakan silang. (page 201)

Naiknya permukaan laut ini mengubah sungai surga tersebut menjadi terusan sempit yang sekarang memisahkan sumatra dari semenanjung melayu, yaitu selat malaka. (page 220)

Di sini, kami juga membuktikan identitas Eden sebagai Atlantis serta menunjukkan lokasinya yang sesungguhnya di Taprobane (Indonesia). Di sana, kami menemukan bekas-bekas keberadaan sebuah benua besar yang kini terbenam di bawah laut, yang sekarang disebut sebagai Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Dan, kami juga menemukan bahwa yang sekarang tenggelam ini merupakan sumber peradaban yang sebenarnya, di mana budaya bercocok tanam dan temuan mendasar sejenis diciptakan dahulu kala. (page 223)
Ilmu, seperti yang diketahui dengan sangat baik, sebenarnya berkembang lewat proses “coba dan salah”. (page 230)


Hal ini terutama terjadi di wilayah Indonesia, lokasi Atlantis yang sebenarnya, dan penanggalan yang diberikan oleh Plato (11.600 tahun yang lalu), merupakan penanggalan yang ditandai oleh MWP1B (Meltwater Pulse 1B), sebuah kenaikan air laut secara dramatis yang terjadi tiba-tiba. (page 233)


Nah, julukan ini (Orang Timur) mengarah kepada fakta bahwa Indonesia adalah situs surga tempat budaya dan peradaban pertama kali muncul di dunia, di permulaan zaman ini. (page 399)

Demikianlah, Tripura juga mengingatkan kepada trisula Siwa dan “panah tiga penjuru”-nya, senjata yang digunakan untuk meluluhlantakkan Tripura. Yang terpenting, ketiganya sama dengan tiga era manusia yang telah lalu, dan kita kini hidup pada era yang keempat: Kali Yuga. (page 528)    
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar