Belum lama ini, saya mendapati
tulisan terjemahan dari sesama rekan FB, Herry Mardian, soal membaca Al-Quran
bagi pemula. Tepatnya, “Cara Paling Awal Mempelajari Al-Quran”, terjemahan dari
tulisan Syekh Ragip Fragen. Sang Syekh menuturkan ilmu yang diajarkan oleh
gurunya, Safer (Muzaffer) Effendi, mengenai cara-cara paling dasar untuk
mempelajari Al-Qur’an. Sang guru mengajarinya untuk membiasakan diri mencari
ayat-ayat yang memiliki makna khusus untuknya.
“Biarkan matamu melihat-lihat
Quran, halaman demi halaman. Namun, ketika ada ayat tertentu yang terasa
melompat dari kertas dan tampil mendekat ke matamu, tulislah,” sang guru
berpesan.
“Bacalah hingga kau sampai pada
ayat yang menyentuh hatimu. Lalu lewatkan beberapa waktu dengan ayat tersebut. Jika
bisa, bacalah arabnya terlebih dahulu untuk dirimu karena ada berkah ketika kau
mendengarkan kalimat-kalimat asli Al-Quran –apalagi kalimat-kalimat itu adalah
kalimat-kalimat Allah untuk manusia. Lalu, bacalah artinya dalam bahasamu. Perlahan-lahan,
nikmati, dan teguk kalimat-kalimat suci itu. Biarkan ayat-ayat itu tenggelam ke
dalam dirimu.
“Perhatikan apa saja yang paling
menyentuh hatimu di ayat itu. Apa di sana ada sebuah frase atau kata yang
sangat menyentuhmu? Tuliskanlah frase itu atau kata tersebut. Lukiskan bagaimana
frasa atau kata itu menyentuhmu dan apa maknanya bagimu saat itu.
“Kelak kau bisa melihat lagi apa
yang kau tuliskan. Kau mungkin akan menemukan hal-hal atau makna-makna baru
saat itu ketika kau membaca lagi ayat tersebut. Ini adalah tanda bahwa ada
sesuatu dalam dirimu yang telah tumbuh dan kau sudah mampu memahaminya sedikit
lebih dalam.
“Beginilah cara belajar yang
sesungguhnya, bukan belajar cepat-cepat untuk menyelesaikan kuliah sebagaimana
umumnya dalam system pengajaran Barat. Dalam
cara belajar seperti ini, kita membaca, lalu kita merenungkan,
mengontemplasikan diri kita pada apa yang sudah kita pelajari. Sebagaimana kata
Rasulullah, Sesaat tafakur lebih baik daripada beribadah enam puluh tahun.”
(Source: “MENGIKAT
MAKNA SELAMANYA” Halaman 122 – 124)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar