Lantunan ayat-ayat Alquran dan sejumlah riwayat hadis yang disampaikan oleh ayah dan ibunya (Al-Tirmidzi) menjadi suara pertama yang dia rekam. Oleh karena itu, tidak heran kalau Alquran dan hadis menjadi kekuatan tersendiri atas berbagai hujah, sikap, buah pemikiran, dan karya al-Tirmidzi. (Page 7)
Dalam setiap lembar bukunya, selalu terdapat kutipan Alquran dan hadis. (Page 8)
Apabila benar-benar bertobat, mereka akan mampu melepaskan diri dari segala jerat maksiat, memperbaiki hari-hari yang kelam dengan beragam kebajikan, memenuhi hak-hak orang yang terzalimi, dan menjalankan segala kewajiban yang pernah ditinggalkan. (Page 18)
"Hai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kalian semua kepada Allah agar kalian beruntung," QS. An-Nur Ayat 31. Keberuntungan yang dimaksud berupa kesuksesan. Allah SWT telah menjanjikan keberuntungan bagi orang yang bertobat dan memenuhi segala keinginannya. (Page 20)
"Hai orang-orang yang beriman, patuhlah kepada Allah dan bergaullah dengan orang-orang yang benar," QS. At-Taubah Ayat 119. (Page 21)
Setiap ketaatan berarti perjuangan di jalan Allah SWT. Perjuangan ini berupa peperangan melawan hawa nafsu yang tersembunyi. (Page 23)
Memerangi lawan yang tersembunyi berarti mengendalikan hawa nafsu dengan cara riyadhah (olah jiwa) dan menghentikan segala bentuk keinginan yang menipu. Para ahli ibadah yang mampu mengendalikan hawa nafsunya akan dikaruniakan kemenangan oleh Allah. "Dan demikian itulah kemenangan yang agung." QS. At-Taubah Ayat 111. (Page 24)
Ketika orang-orang mukmin telah mengenal bahwa mereka seorang hamba, sedangkan Allah itu Tuhan mereka dan Pencipta segala, maka mereka akan menyadari bahwa Dialah pelindung dan penolong terbaik. (Page 27)
Apabila dia mengingat Allah SWT, maka jiwanya akan bersinar berkat cahaya hati nurani. (Page 31)
Rasulullah SAW bersabda, "Cinta itu buta dan tuli," (HR. Abu Dawud). (Page 46)
Berjuang melawan hawa nafsu merupakan tindakan penyucian diri. Seseorang yang semakin suci pasti semakin dekat dengan Allah SWT. (Page 55)
Sesungguhnya Allah menundukkan apa pun pada orang yang takut kepada-Nya. (Page 74)
Hati yang paling Dia sukai ialah hati yang paling lembut pada sesama, (Page 106)
Menurut al-Tirmidzi, Tahapan mahabbah (mencintai Allah) berada setelah tahapan melawan hawa nafsu. "Ahli ibadah yang telah melewati rintangan hawa nafsu, dan meninggalkannya dengan penuh kehinaan dan kerendahan, roh mereka bergantung di tempat yang tertinggi (alam malakut)," komentarnya terkait tahapan ini. (Page 157)
Mereka memerangi hawa nafsunya dalam segala bentuk peribadatan. (Page 163)
Hawa nafsu dinyalakan dari api. (Page 172)
"Menahan jiwanya dari keinginan yang rendah (hawa nafsu). Surga itu tempat diamnya," QS. Al-Naziat Ayat 40-41. (Page 172)
Al-Junayd suatu kali ditanya, "Bagaimana cara mencapai tahapan mahabbah?" Beliau menjawab, "Meninggalkan semua hal yang bisa memancing timbulnya hawa nafsu". Siapapun yang ingin dimuliakan Allah SWT harus mengekang hawa nafsu yang ada pada dirinya. (Page 176)
Al-Tirmidzi menjadikan ilmu sebagai dasar utama di dalam meniti jalan Tuhan. Oleh karena itu, dia berkata kepada seorang ahli ibadah terkait tata cara meniti jalan Tuhan, "Hal pertama yang harus kita lakukan itu menuntut ilmu." (Page 189)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar