Selasa, 20 Mei 2014

The Rising of Atlantis


Atlantis, Atalantis, atau Atlantika adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus dan Critias. Atlantis digambarkan dengan sebuah negeri yang sangat maju kebudayaan dan teknologinya, memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dengan tanah yang subur, serta terhampar tumbuh-tumbuhan yang tumbuh subur di seluruh penjuru negeri. Di masa itu Atlantis merupakan negara super power dan menguasai sebagain besar wilayah dunia. Banyak hipotesa tentang dimana letak negeri ini. Dan penelitihan terbaru menunjukkan bahwa Atlantis terletak di Indonesia.

Berdasarkan penelitihan yang dilakukan selama 30 tahun oleh Prof. Arysio Nunes dos Santos, Ph.D, seorang fisikawan nuklir dan ahli geologi dari Brazil, di dalam bukunya yang berjudul "Atlantis, The Lost Continent Finally Found" dia menguraikan sebuah teori yang menempatkan secara definitif bahwa Atlantis tersebut berada di wilayah Indonesia.

Fakta lain menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat bangunan Candi Borobudur yang menurut sejarah adalah peninggalan jaman Nabi Sulaiman. Setelah membaca artikel-artikel tentang Negeri Atlantis, Nabi Sulaiman, Ratu Bilqis, Negara Saba, dan tentang Candi Borobudur, saya menyimpulkan bahwa Candi Borobudur adalah singgasana milik Ratu Bilqis berlokasi di komplek Candi Boko yang dipindah oleh Nabi Sulaiman ke Lembah Semut Magelang. Waktu itu Nabi Sulaiman singgah di lembah semut seperti disebutkan dalam Al Qur'an, 
Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari"; 
 maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: "Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh".
(Surat An Naml Ayat 18-19)

Dalam Al Qur'an diceritakan bahwa Nabi Sulaiman singgah di lembah semut dan memantau pasukannya yang terdiri dari golongan manusia, golongan jin, dan golongan hewan. Ketika itu Sang Nabi tidak melihat keberadaan burung Hud-hud, lalu burung hud-hud itu datang dengan membawa kabar tentang seorang ratu yang memerintah rakyatnya untuk menyembah matahari,
Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: "Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir.
Sungguh aku benar-benar akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang".
Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata: "Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.
 Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,
agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
Allah, tiada Tuhan Yang disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai 'Arsy yang besar".
Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.
Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan"
Berkata ia (Balqis): "Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.
Sesungguhnya surat itu, dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi)nya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
 Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.
Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu".
Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaiman berkata: "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan balatentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".
(Surat An Naml Ayat 20-37)
Dan perlu diketahui bahwa sejarawan telah menemukan lempengan emas di kompleks candi ratu boko yang tertuliskan lafal 'Bismillahirrahmanirrahim''. Ini adalah surat yang ditulis Nabi Sulaiman untuk Ratu Bilqis. 

Ketika Nabi Sulaiman mengetahui bahwa Ratu Bilqis akan menemuinya,  Nabi Sulaiman ingin memindahkan singgasana Ratu Bilqis yang berada di wilayah Yogya ke Lembah Semut, dalam Al Quran dijelaskan,
Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".
Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
(Surat An Naml Ayat 38-40)
Ini adalah bukti bahwa di masa itu ilmu pengetahuan sudah berkembang maju dan sudah menemukan alat teleportasi canggih yang dapat memindahkan benda sebesar candi borobudur dari Yogya ke Magelang yang jaraknya sekitar 40 km.


Nabi Sulaiman memerintahkan pasukannya untuk memberikan ornamen-ornamen di singgasana Ratu Bilqis seperti relif yang menceritakan kisah Nabi Sulaiman (yang dalam sejarah dianggap sebagai cerita tentang  budha) dan patung Nabi Sulaiman (yang dianggap sebagai patung Budha) agar tahu apakah Ratu Bilqis masih mengetahui bahwa itu adalah singgasananya atau tidak mengetahuinya. Karena sang ratu telah tiba di lembah semut maka ada satu patung Sulaiman yang belum terselesaikan (unfinished buddha).
Dia berkata: "Rubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)".
 (Surat An Naml Ayat 41)

Setelah Ratu Bilqis tahu bahwa Nabi sulaiman mampu memindahkan singgasananya maka disaat itu juga sang ratu beriman kepada Allah SWT seperti yang dijelaskan di dalam alquran.
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".
Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya (untuk melahirkan keislamannya), karena sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.
(Surat An Naml Ayat 42-43)

Nabi Sulaiman yang berasal dari kerajaan Yerussalem akhirnya bisa menguasai negeri adidaya Atlantis atau dalam Al Quran disebut Negeri Saba dan memimpin wilayah kerajaannya yang luas dengan arif bijak sana berdasarkan kitab suci Jabur yang didapat dari ayahnya yang diturunkan oleh Allah SWT sebagai petunjuk  untuk umat manusia pada waktu itu. dan menjadikan Ratu Negeri Atlantis atau Ratu Negeri Saba yaitu Ratu Bilqis menjadi istrinya.

Setelah Nabi Sulaiman wafat di Baitul Maqdis penduduk negeri Atlantis baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin banyak yang mengingkari ajaran Nabi Sulaiman . Pada akhirnya negeri Atlantis dihancurkan oleh Allah dengan didatangkannya bencana alam sperti banjir, angin topan, letusan gunung-gunung berapi, dll. sehingga negeri Atlantis hancur sehancur-hancurnya.

Di jaman Nabi Sulaiman Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan adalah satu wilayah namun setelah terjadi bencana tersebut wilayah ini menjadi kepulauan seperti wilayah Indonesia saat ini. Dan banyak penduduk Atlantis yang hijrah ke tempat lain seperti India dan China. berdasarkan penemuan sejarah, patung tertua Budha di temukan di wilayah Indonesia bukan di India atau di China seperti yang selama ini ditulis dalam buku sejarah bahwa agama Budha adalah berasal dari India.

Agama Hindhu dan Budha adalah agama yang berasal dari hasil penafsiran kitab Jabur peninggalan Nabi Daud .a.s yang dilakukan oleh penduduk Atantis dari Indonesia yang pindah ke India. dan dalam perkembangannya agama Hindhu dan Budha masuk lagi ke wilayah Indonesia, lalu disusul oleh penyebaran agaman Islam oleh Wali Songo.

Mengetahui bahwa Indonesia adalah negeri Atlantis yang pernah menjadi negeri adidaya di dunia merupakan penemuan jati diri bangsa yang telah lama hilang, bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dari sejarah kita bisa mengambil pelajaran bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki keimanan yang kuat dan kepribadian yang mulia. Dan selalu mematuhi perintah-perintah Allah serta menjahui larangan-larangan-Nya. Jika negeri Atlantis besar karena menjalankan ajaran-ajaran dari kitab Jabur, maka Indonesia akan menjadi negara super power dan menjadi "The Rising of Atlantis" dengan berpegang teguh dan mejalankan hukum-hukum dari kitabullah Al-Qur'an dengan sepenuhnya (kaffah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar