"Wahai Aminah, Abdullah putra Abdul Muthalib, pemuka kota Mekah, ingin meminangmu." (Page 2)
Ibuku selalu melihat sisi kehidupan dari titik terkecil kesabaran dan tawakal. (Page 7)
Masa lalu selalu merahasiakan kenangan-kenangannya dengan aroma tertentu. (Page 11)
Cinta adalah hadiah bagi hati yang suci. (Page 19)
Para wanita dan perempuan Mekah selalu berbaris menanti kedatangan Abdullah di jalan. (Page 19)
Tidak ada dosa yang baik dan tidak ada kebaikan dari dosa itu. (Page 19)
Abdullah selalu berpaling dari perbuatan dosa. (Page 20)
Kedudukan manusia itu berzikir di antara sabar dan syukur. (Page 21)
Pagi adalah sebuah pintu harapan baru. (Page 22)
Di dalam pikiranmu mengalir kalimat yang penuh rasa penasaran dan bermacam perkiraan. (Page 22)
Menjadi seorang pemalu adalah inspirasi bagiku. (Page 26)
Jika hati bicara, lisan pun akan diam. (Page 26)
Nikmat memerlukan rasa syukur. (Page 29)
Rasa syukur mewujudkan sebuah ketenangan dalam hati. (Page 29)
Abdullah berbicara dengan baik. Bukankah sisi keindahan seorang laki-laki ada di dalam gaya berbicaranya? (Page 38)
Terkadang nafsu telah mengungguli kecerdasan dan mengecoh firasatnya. (Page 43)
Seorang suami selalu bisa menenangkan jiwa. Nafsu seorang wanita terkikis kasih sayangnya. (Page 52)
Butuh waktu untuk mencintai dan perlu saat yang tepat untuk mendapatkan cinta. (Page 52)
Mimpi adalah penghibur untuk malam-malam kesendirianku. (Page 57)
Mempelai wanita yang menjanda... (Page 67)
Segala sesuatu yang kita alami adalah takdir. (Page 69)
Kata orang, waktu dapat meredakan kesedihan. (Page 75)
Aku adalah ibu dari nabi terakhir. (Page 77)
Aku adalah pengembara sang Jalal (Kemuliaan), di jalan sang Jamal (Keindahan). (Page 79)
Rahasia seorang nabi adalah menyepi. Aku semakin menyukai kesepianku... (Page 83)
Dalam hal ketaatan kepada Tuhan, setiap ibu harus bercermin kepada ibunda Nabi Musa. (Page 86)
Allah akan merasa segan ketika seorang hamba mendapatkan musibah. (Page 86)
Kakbah merupakan tempat untuk menghilangkan kesombongan. (Page 99)
Ia datang... Musim semi tumbuh di kota Mekah... (Page 111)
Semesta alam bersatu dalam tasbih. (Page 119)
Wujud penghambaan adalah dengan bersujud. (Page 130)
Di dalam lisannya sebuah zikir kerinduan seluruh jiwa. (Page 131)
Wajahnya bersinar bagaikan rembulan. (Page 135)
Cinta adalah berserah diri. (Page 137)
Semesta alam berada dalam tawaf. (Page 143)
Tak ada kebahagiaan tanpa adanya kesedihan. Kebahagiaan merupakan penyuci jiwa setelah kesedihan. (Page 166)
Sisi terbaik seorang ibu adalah menyusui anaknya. (Page 167)
Pertama, kebajikannya didapatkan dari para leluhur. (Page 168)
Kata-kata setiap anak yatim merupakan luka mendalam di dalam hatiku. (Page 171)
Padahal ia (Abu Lahab) sendiri adalah orang terkaya di Mekkah. (Page 173)
Sejatinya, ia sama sekali tidak memiliki sikap seperti bayi biasanya. Ia tidak pernah menangis. (Page 173)
Paceklik membuat orang miskin semakin miskin. (Page 185)
Ketika menggembalakan kambing, saudara-saudaranya kadang mengajak Muhammad. (Page 211)
Aku tidak pernah melihat orang sedermawan Aminah dan Abdul Munthalib. (Page 215)
Muhammad kecil berpindah dari satu gendongan ke gendongan lain. (Page 216)
Cinta adalah merelakan apa pun untuk kebaikannya. Tinggallah dalam kebaikan Muhammadku. Aku rela menahan rindu untukmu. (Page 217)
Kepedihan akan membuat manusia menjadi lebih hidup. (Page 225)
Seorang bapak lebih bisa membuat anak tenang daripada ibu. (Page 225)
Dibelahnya hati Muhammad saat usia 4 tahun pasti memiliki hikmah tersendiri. (Page 229)
Ia selalu berpikir bahwa aku selalu menghubungkan semua hal dengan hikmah. (Page 229)
"Kesedihan merupakan kawanku." Muhammad Saw (Page 244)
Ia tumbuh di samping seseorang yang hatinya dipenuhi kesedihan. Kesedihan pada hati... (Page 245)
Jika Allah menyayangi hambanya, Ia juga akan memberi kesedihan pada diri sang hamba. (Page 252)
Tak ada seorang pun yang memahami cinta dan kerinduanku pada Abdullah. (Page 254)
Rasa sakit membuat manusia kian dewasa. Betapa dewasa Muhammadku. (Page 255)
Tak ada yang lebih membuat dewasa seseorang daripada berada di kuburan bapaknya waktu kecil. Kuburan bapaknya mendewasakan, sementara kuburan ibu membuatnya membuat lupa segala masalah duniawi. Anakku terlahir dewasa, berlari kepada kedewasaan. (Page 259-260)
Kuburan melenyapkan kesombongan. (Page 260)
Kesedihan di jiwaku bagai syair... (Page 263)
Bunda Hawa adalah benih, aku pohonnya. Dia awalan, aku akhiran. (Page 267)
Menjadi ibu adalah ujian yang besar! (Page 276)
Anakku seperti pegunungan Mekah yang diselimuti kesabaran. (Page 277)
Pakaian kesendirianku kini dipakai anakku. Aku tahu bahwa kesendirian adalah kedewasaan. Ia menguatkan manusia. Ia memberi berkah kepada manusia. (Page 277)
Aminah mulai membaca syair pada usia 4 tahun. Semua perkataannya bagaikan syair. (Page 282)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar