Ia selalu menempatkan setiap kata ayah-bundanya di atas nampan pualam, membungkusnya dengan tilam. (Page 1)
Namun ayahku, Ayah juara satu seluruh dunia, arsitek kasih sayang yang tak pernah bicara, selalu mampu menggubah hal-hal sederhana menjadi begitu memesona. (Page 5)
Ritual rutin Ayah: sesudah shalat subuh dan mengaji, ia duduk di kursi goyang sambil mendengar siaran radio Malaysia. (Page 7)
60 menit, tak pernah lebih ritual Ayah bersama radio transistor Philips. (Page 8)
Aku bersumpah akan sekolah setinggi-tingginya, ke negeri mana pun, apa pun rintangannya, apa pun yang akan terjadi, demi ayahku. (Page 12)
Kegiatan ayah berikutnya ditandai 5 hal saja: shalat, mengaji, mendengarkan radio, mencukur rambut ke Pasar Jenggo, dan diam, diam tak bersuara. (Page 14)
Tak ada yang lebih berat bagi umat Muhammad yang gemulai imannya selain puasa di Eropa pada bulan september. (Page 17)
Satu kenangan pamungkas nan manis untuk menutup 41 tahun abdinya sebagai dosen, 18 tahun di antaranya sebagai guru besar. (Page 21)
Teknologi informasi bergerak sangat cepat, revolusioner, artinya, waktu seharusnya makin tidak relevan dalam analisis. (Page 27)
Tuhan menolong orang yang berpuasa! (Page 29)
Aku rindu pada Bu Muslimah, guruku yang pertama, rindu akan sahabatku para Laskar Pelangi (Page 33)
Edensor, sejak kecil telah kukenal melalui buku yang diberikan A Ling untukku. (Page 34)
Orang-orang dari daratan China memang sangat menghargai tamu, dan persahabatan sungguh mulia bagi mereka. (Page 37)
Jakarta telah merabunkan nurani orang-orang kampung itu yang tahun lalu ketika baru tiba dari udik masih sangat lugu. (Page 48)
Begitulah Bang Zaitun. Musik, baginya, mulia, segala-galanya, seperti darah dalam dirinya, barangkali lebih penting daripada istri-istrinya dulu. Musik dalam pandangannya, lebih dari sekadar hiburan. (Page 67)
Ilmu kedokteran selalu seperti tak selesai-selesai dipelajari. Maka tak jarang dokter salah sangka penyakit orang. Belum jadi dokter, ia telah menanggung beban tak terperikan itu. (Page 73)
Waktu Orde Baru berjaya, banyak pejabat tinggi membilas-bilas uang dengan mengakuisisi aset di Belitong. Reformasi tiba, mereka terlindas, aset itu terbengkalai, sebagian dijual lagi. (Page 74)
Selama 15 tahun jadi kepala kampung akhirnya ia (Ketua Karmun) berhasil mencetak prestasi paling gemilang, yaitu sukses membujuk petinggi di Tanjong Pandan, setelah dibujuknya selama bertahun-tahun, agar memberi kampung kami seorang dokter. (Page 94)
Kawan, ada jenis orangtua yang tak pernah menganggap anaknya sudah besar, bagi mereka, anaknya tak lain si ingusan dulu yang suka mengacau saja. Ayahku termasuk jenis itu. (Page 112)
Semuanya sangat sederhana dan sangat diam, tapi indah, indah tak terperi. Rasanya aku tak mau turun dari sepeda. Betapa beruntungnya aku, menjadi anak dari lelaki berhati emas ini. (Page 126)
Masuk saja madrasah, mengajar mengaji, cepat-cepat cari istri, dapat pahala, dapat ransum beras! (Page 128)
Bergabunglah aku di Warung Kopi USAH KAU KENANG LAGI (Page 129)
Betapa tak menyenangkan hidup menganggur. (Page 129)
Para penganggur bertempur setiap hari melawan rasa pesimis yang menggerogoti pelan-pelan, (Page 129)
Bagiku, lingkungan adalah semacam laboratorium perilaku. Masing-masing punya kisahnya sendiri. (Page 131)
Diperlukan penyelidikan paling tidak 7 tahun, untuk benar-benar tahu bahwa seorang pria bukan bajingan. (Page 152)
Sejak ia mengenal Zakiah kelas satu SMA dulu, meski tak pernah ada seberkas pun harapan, Arai tak pernah mundur, Arai adalah seorang pemimpi kelas satu. (Page 153)
Perempuan perlu tahu bahwa kita, laki-laki ini, tak gampang hilang akal, itulah mentalitas yang membuat mereka paling terkesan, (Page 153)
Jika kita, laki-laki, kelihatan seperti orang mudah bingung, mereka akan mendepak kita! Semudah itu saja, Boi. (Page 153)
Hidup untuk memberi, memesona, seperti menggubah kata jadi puisi, (Page 161)
Dikucilkan dari warung kopi adalah sanksi terberat bagi orang Melayu yang gemar betul bersuka ria di warung kopi. (Page 173)
Kita memerlukan lebih banyak pemimpin republik semacam Ketua Karmun ini? (Page 175)
Ke mana pun pergi selalu terlipat (buku) di saku belakang celananya. (Page 188)
Inisiatif! Boi, apa kataku selalu, inisiatif! (Page 198)
Sepanjang waktu itu, belasan tahun, ia telah mengalami berupa-rupa cobaan paling pahit, bertubi-tubi, dari kemungkinan seorang lelaki ditolak. Arai tak setapak pun mundur. (Page 200)
Kuingat, malam tanggal 16 Mei itu. Malam yang tak kan kulupa. Arai menikahi Zakiah di rumah kami. Usai mengucapkan ijab kabul, ia mengaji Al-Quran, seperti dulu ketika kami masih kecil setiap habis maghrib. (Page 200)
Setiap lekuk tajwid yang dilantunkan Arai adalah jerit getir kerinduan nan tak tertahankan pada ayah-ibunya. (Page 201)
Kesulitan akan gampang dipecahkan dengan mengubah cara pandang, Boi. (Page 285)
Jika kepalamu selalu dipenuhi oleh hebatnya kapal Bulukumba Mapangi, tak kan mampu kau buat perahu itu. (Page 285)
Dengan ilmu, perahumu akan lebih hebat daripada perahu Mapangi! (Page 286)
Biola bukanlah benda sembarangan. Ia terhormat seperti tubuh perempuan. (Page 296)
Ilmu, kawan, sekali lagi ilmu, dapat membuat sesuatu jadi mencengangkan. (Page 305)
Boi, jawaban masalahmu itu sedang menunggumu di perpustakaan Pangkal Pinang. Di rak buku asal muasal Kerajaan Melayu. (Page 310)
Kubuka kembali sebuah buku tak bersampul yang ketika kami SD dulu dipakai Lintang untuk mencorat-coret beragam eksperimennya. (Page 336)
Dan aku berdoa kepada Yang Mahatinggi, agar percobaan terakhir ini berhasil. (Page 344)
Bahwa semangat dan ilmu dapat menaklukkan apa pun. (Page 355)
Aku selalu mendidik diriku untuk berpandangan logis. (Page 380)
Bulir-bulir ilmu yang kutemukan menumpuk bak arsenal, bak gudang peluru, untuk memerangi segala hal yang awalnya tampak seperti tak mungkin. (Page 381)
Siapa yang menabur senyum
Dialah yang akan menuai cinta (Page 410)
Sepanjang malam aku berdoa agar dipertemukan dengan A Ling. (Page 425)
Keajaiban akan muncul bagi orang yang berani mengambil risiko untuk mencoba hal-hal yang baru! (Page 440)
Malam itu Ketua Karmun tak datang. Seseorang yang tak diinginkan tapi selalu datang, (Page 447)
Kebiasaan bak hujan, perlahan tapi menundukkan. (Page 447)
Insider trading, yakni pihak tertentu meraup keuntungan berdagang dengan memanfaatkan informasi dari orang dalam. (Page 450)
Seseorang yang menjadi sumber kekuatan terbesar adalah pula sumber kelemahan terbesar. (Page 456)
Kelahiran, nafkah, jodoh, dan kematian adalah rahasia Ilahi. Kuasa mutlak Tuhan. (Page 489)
Hidup dan cinta terdefiniskan ulang pada pengertiannya yang paling mula-mula: sederhana, indah tak terperi, gugup. (Page 491)
Love will find a way, (Page 494)
Kini tak ada hal lain yang kuinginkan selain mencari nafkah dekat-dekat rumah saja, lalu segera pulang untuk perempuan ini, seseorang yang aku ingin memakai namaku di belakang namanya, seseorang yang ingin kulihat kali terakhir jika aku berangkat tidur dan kulihat kali pertama jika aku bangun. (Page 499)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar