Menstabilkan semangat yang naik turun. Makanya, pelajari terus dan pelajari betul-betul dah Sulaiman Spirit. Biar semngatnya naik, gitu. (Page 24)
Tapi menerima apa adanya dengan penuh harap. (Page 24)
Bertahan di semua ujian (Page 26)
Uda jatuh die, tertimpa tangga. Tapi tetap percaya sama Allah, tetap berdoa sama Allah, gak hilang harapan, gak putus asa. (Page 28)
Nabiyullah Muhammad paling bawah, begitu belajar dari para nabi, dia menjadi kuat gitu. (Page 29)
Ya Allah buat kami hanya berharap kepada-Mu saja. Jangan biarkan ada manusia atau makhluk lainnya. Aamiin... (Page 32)
Ternyata kita bisa sampai pada apa yang kita inginkan, sebab ada Allah. Subhanallah! (Page 34)
Di episode apa pun yang kita alami, ada Allah di sana. Yakin aja udah! (Page 34)
KALAU ADA MASALAH ITU KUNCI SELESAINYA CUMA SATU: KEMBALI KE ALLAH (Page 35)
Jadi kalau kita punya dream, gak usah dengerin orang lain. Terserah dia mau ngomong apa. Itu impian dia kali ngomongin orang, ngeledek orang, nyinyirin orang, apa impian kita juga kayak gitu? Enggak kan, ya udah bekerja dan berkarya serta berdoa aja udah. (Page 40)
Kalau kita punya dream, kita harus yakin. Yakin itu kunci yang utama, setelah punya Allah. Jadi, itu yang pertama Allah, yang kedua yakin. (Page 40)
Jalan aja Nabi Nuh itu! Bikin perahu aja dia. Buat karya, buat bahtera. Hajar aja. Kerja, kerja, kerja, berkarya, berkarya, berkarya. (Page 41)
Gimana menstabilkan spirit sedekah? Iya yang pertama, ilmu. Kita tahu bahwa sedekah itu manfaat, bukan berkurang, tapi bertambah. Dengan begitu kita akan punya spirit bersedekah. (Page 42)
Jadi sedekah ke masjid sekitar oke, ke anak-anak yatim sekitar oke, orang-orang miskin sekitar, oke. (Page 43)
Jadi intinya gak ada yang gak mungkin. (Page 44)
Kebisaan, kemampuan dan duit bukan segalanya untuk mewujudkan impian dan kepercayaan. Tapi Allah! (Page 45)
Dan memang para nabi gak ada yang biasa, semuanya luar biasa. Tapi mereka manusia biasa, jadi kita bisa meneladani mereka karena sama-sama manusia. (Page 48)
Beliau (Nabi Ibrahim) sudah menjadi pedagang sukses di Mesir. Udah bisa ekspor coba. Kambing-kambingnya, ternak-ternaknya itu dikirim dan udah dijual ke dan di negeri tetangga. Tapi kemudian sama Allah diperintahkan pindah. Ini loh! Pindah! Apa? Kebayang? Ke luar dari zona nyaman. (Page 50)
Nabi Ibrahim pindah dari comfort zone. Pindah ke apa yang gak nyaman yakni uncomfort zone. Ternyata sejatinya, dua kondisi ini adalah yang pasti ada dalam kehidupan kita. (Page 50)
Gak mungkin manusia yang berada di zona nyaman terus akan sukses, akan kuat, akan diangkat derajat. (Page 51)
Ya orang akan nyaman dan tenang aja kalau di-PHK, kalau dimutasi ke tempat yang gak nyaman, atau dipindahin di posisi yang bener-bener baru, bener-bener asing, jadi harus belajar lagi. (Page 51)
Tapi kita kan kadang bahkan seringnya manusia itu enggak ada pasrahnya dan enggak ada yakinnya sama Allah. (Page 53)
Sebaik-baik tujuan adalah Allah SWT. Jadi memberi manfaat. Kita memberi manfaat pada Allah, memberi manfaat pada alam semesta, kepada manusia. (Page 54)
Kita sabar aja. Karena semua kan lagi perjalanan. Niat orang tersebut, cita-cita orang tersebut semua masih berjalan. (Page 54)
Top betul itu doain orang lain, doain negara itu bakalan balik ke kita juga kok! (Page 55)
Kan konyol namanya, kita punya Allah di atas tapi kita malah datengnya ke sesama manusia. (Page 58)
Jangan lantaran karena dosa, kita malu meminta. (Page 59)
Nah siapa lagi yang lebih tinggi? Kecuali di atas Presiden, siapa? Allah SWT. Direct aja langsung temuin ke Allah. Ini loh salah satu hikmahnya. (Page 62)
Jadi kenapa para nabi kuat dengan segala macam masalah, ujian dan cobaan itu karena langsung direct ke Allah. Dan hebatnya kita sebagai ummatnya Nabi Muhammad, boleh juga direct ke Allah, Allah menyediakan diri-Nya untuk kita direct langsung menemuinya dengan kita shalat. (Page 63)
Katakanlah umroh Rp. 30.000.000, berarti minimal harus sedekah Rp. 3.000.000 tuh. Inget yah rumusnya, kebutuhan dikali 10% terus sedekahin. (Page 64)
Mudah-mudahan Allah izinkan kita semua bersatu, damai dan membangun negeri ini bersama-sama. (Page 65)
So, perbaiki pikiran kita, perbaiki ucapan kita. Kita perbaiki hati kita. Kita baik-baik saja. InsyaAllah everything will be ok. (Page 70)
Jangan mengaku-aku kan diri atau meng-gue-gue kan diri yah. (Page 73)
Nabiyullah Sulaiman a.s. Kan anaknya Nabi Daud a.s. Anak raja nih dia. Anak orang kayak nih beliau. Dia generasi kaya, jadi keturunan kaya. (Page 75)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar