Senin, 18 September 2023

27 Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid


Syariat memberikan kelonggaran bagi pribadi tertentu untuk tidak mengikuti shalat berjamaah di masjid. Mereka itu ialah:
1. Orang yang sedang sakit berat,
2. Orang yang diri, keluarga, ataupun rumah tangganya sedang dicekam rasa takut dan bahaya,
3. Orang yang mengalami hujan deras ataupun bencana alam,
4. Orang yang sering buang air kecil, buang air besar, ataupun buang angin,
5. Orang yang badan atau mulutnya memgeluarkan aroma tidak sedap akibat makanan atau hal lain, sehingga mengganggu jamaah lain,
6. Orang yang berada di tengah suasana yang tidak aman,
7. Orang yang bertugas menjaga keamanan. (Page 18)

Shalat berjamaah dapat terselenggara apabila ada imam dam makmum walaupun hanya seorang. (Page 18)

"Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka" QS. At-Taubah: 103 (Page 23)

"Ajarilah anak kalian shalat pada umur 7 tahun dan pukullah jika tidak mau shalat pada umur 10 tahun." Rasulullah (Page 31)

Setiap pelaku shalat seyogyanya senantiasa merasakan nikmatnya berdekatan dan bersama dengan Allah. (Page 42)

"Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah)." QS. Al-Ma'idah: 55 (Page 47)

Ada kalanya jiwa manusia dalam gunda gulana, oleng, bimbang stress, kecewa ataupun putus asa, kecuali mereka yang shalat. (Page 54)

Dan dengan dzikir pula diharapkan jiwa menjadi tenang, tentram, dan damai. (Page 55)

Melalui shalat diharapkan jiwa menjadi teguh, kokoh, konsisten, tidak labil, tidak panik, tidak pula melakukan hal-hal yang merusak, (Page 55)

Membaca Al-Quran dalam shalat setelah membaca Al-Fatihah adalah kelengkapan yang tidak boleh diabaikan. (Page 100)

"Maka bersabarlah kamu karena sesungguhnya janji Allah itu benar, dan mohonlah ampunan untuk dosamu, dan bertasbihlah seraya memuji Tuhanmu pada waktu petang dan pagi." QS. Al-Mumin: 55 (Page 107)

"Maka bersabarlah kamu terhadap apa yang mereka katakan" QS. Qaf: 39 (Page 108)

Hal ini (membuat kesalahan dan dosa) akan mengakibatkan 2 hal utama; secara pribadi dapat memgakibatkan frustasi, (Page 126)

Istighfar harus dipahami sebagai pengungkapan keinsyafan akan kekeliruan yang disusul tekad untuk berhenti melakukannya, (Page 126)

Maka sudah pada tempatnya jika setiap pribadi umatnya merespons kecintaan Rasulullah dengan cinta pula. Dan shalawat kepada beliau adalah salah satu bukti kecintaan dan penghargaan itu. (Page 133)

Melalui dzikir yang dilaksanakan berulang-ulang secara teratur, diharapkan iman menjadi hidup, (Page 133)

Dengan dzikir pula, diharapkan akan semakin kokoh pemahaman terhadap makna konsep kalimat thayyibah. Kokohnya pemahaman itu setidaknya tecermin pada 2 hal utama yang mendasar, yakni iman yang kokoh dan tutur kata yang baik (ucapan yang patut, ucapan yang benar, ucapan yang efektif, ucapan yang santun, ucapan yang pantas & ucapan yang lemah lembut). (Page 134)

Tunduk dan taat patuh pada perintah Allah mesti dilakukan, baik secara suka rela maupun terpaksa. (Page 141)

Ketaatan pada Allah dan Rasulnya merupakan jalan setiap mukmin menuju kesuksesan. (Page 142)

Sujud mengisyaratkan ketidakberdayaan dan ketergantungan makhluk di bawah kuasa Allah. (Page 144)

Duduk bersimpuh mengisyaratkan kepapaan dan kerendahan diri hamba di hadapan Sang Khalik. Duduk bersimpuh berarti pula memohon uluran tangan Sang Pemberi yang Maha Penyantun dalam mengarungi hidup dan kehidupan. (Page 145)

Yang dimaksud dengan tuma'ninah adalah diam sejenak dalam setiap gerakan shalat, tidak langsung berganti gerakan dari yang satu ke yang lain; sedangkan sakinah adalah ketenangan. Kedua sikap ini mengisyaratkan kehidupan yang tenang, tentram, dan damai; terhindar dari kerusakan, perpecahan, dan permusuhan. (Page 146)

Salam berfungsi sebagai tali penghubung silaturahim yang mudah, sederhana, dan efektif. Sebab, melalui salam, masing-masing pribadi saling doa-mendoakan agar satu sama lain mendapat keselamatan, kasih sayang, dan keberkahan hidup. (Page 147)

Dengan iman, orang akan bekerja secara profesional karena ia yakin akan balasan dari Allah. Dengan shalat, orang akan merasa dekat dengan Allah. Dengan zakat, orang akan peduli dengan sesama dan menyantuni. Dengan takut hanya kepada Allah, hilanglah sikap pengecut, oportunis, mencari keuntungan pribadi, dan minder; juga dengannya, amanah dapat dipegang teguh. (Page 175)

Kerja utama dari memakmurkan masjid adalah pengelolaan; yakni imarah dan ri'ayah. Imarah adalah penataan masjid dan lingkungannya agar amanat tetap terjaga dan masjid memiliki daya tarik dan daya pikat. Dengan begitu, orang merasa cenderung, nyaman, dan betah di masjid. Ri'ayah adalah pembinaan jamaah agar dapat melaksanakan ibadah, terutama shalat, dengan baik dan benar. Pembinaan daya nalar ini penting demi membangun pengetahuan keislaman yang diperlukan dalam keseharian; juga membangun hubungan sosial antar jamaah. (Page 175)

Melangkahkan kaki dengan tenang ke masjid, (Page 177)

Orang yang paling besar pahalanya adalah yang paling jauh jarak jalannya menuju masjid. (Page 190)

Dengan doa, seorang mukmin akan mendapatkan energi baru untuk melangkah ke depan. (Page 191)

Dalam Fath Al-Bari terdapat komentar tentang setan yang dimaksud, yakni setiap jin yang durhaka. (Page 207)

Dengan rutin shalat berjamaah, diharapkan hati sesama jamaah bersatu-padu, tak ubahnya batu bata penyusun bangunan, yang satu dengan yang lain saling memperkokoh. (Page 249)

Prolog dalam shalat adalah adzan, shalat sunnah rawatib, dan iqamah. Dialognya adalah prosesi shalat seutuhnya. Adapun epilognya ialah dzikir, wirid, dan doa sesudah shalat. (Page 257)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar