Seorang ksatria tanpa seorang istri adalah sebatang pohon tanpa buah dan daun, dan sebongkah tubuh tanpa jiwa. (Page v)
Aku jadi gundik. Kelak kau panggil aku Nyai Iyang. (Page 31)
"Kecemasan datang dari ketidaktahuan," kata Dewi Ayu. (Page 84)
"Kami merawat jiwa-jiwa tentara yang sakit," katanya (Dewi Ayu). "Demikianlah kami jadi pelacur, dipaksa dan tak dibayar." (Page 96)
Tak seorang pun boleh meniduri Dewi Ayu di tempat pelacuran Mama Kalong kecuali aku (Maman Gendeng). (Page 130)
Bahkan ia mengenakan gaun tebal yang hangat dan tertutup di rumah pelacuran, dan lebih banyak duduk membaca buku-buku wisata kegemarannya di sudut kedai minum daripada menggoda lelaki di pinggir jalan. (Page 131)
Dewi Ayu punya 3 anak (Alamanda, Adinda & Maya Dewi), dan ia dibuat penasaran secantik apa kedua kakak gadis kecil itu. (Page 132)
"Ketenangan pelacur itu sungguh luar biasa, tentunya lahir dari kecerdasan alami. Ia membuang asap rokok secara teratur, dan matanya memandang asap yang terbang bagaikan seorang pemikir tengah merenung." (Page 133)
"Semua perempuan itu pelacur, sebab seorang istri baik-baik pun menjual kemaluannya demi mas kawin dan uang belanja, atau cinta jika itu ada," (Page 134)
Maman Gendeng : Bagaimana mungkin aku mencintai seseorang yang tak mencintaiku?
Dewi Ayu : Kau harus belajar (mencintainya), Preman. (Page 135)
Ia (Sang Shodancho) terbiasa memenangkan semua perang. (Page 232)
Akhirnya ia bisa merasakan bagaimana rasanya bercinta dengan istrinya sendiri karena meskipun kenyataannya ia pernah memerkosa Alamanda sebelum ini, waktu itu Alamanda belum menjadi istrinya. (Page 242)
Mungkin suatu ketika jika aku telah menjadi janda, kau bisa mengawiniku. (Page 252)
Dengan memiliki istri seperti anak bungsumu, aku tak ingin menyentuh perempuan mana pun lagi. (Page 281)
Aku masih suka lubang kemaluanmu, Sayang. (Page 299)
Kamerad Kliwon menenteng cangkir kopinya ke beranda dan duduk menanti koran-korannya datang sebagaimana biasa. (Page 310)
Bukannya aku tak mau menyediakan buku-buku bermutu, masalahnya mereka telah membakar semua buku seperti itu, (Page 380)
Setelah bertahun-tahun belum pernah dalam sejarah kota itu seorang gadis melahirkan seorang bayi karena diperkosa seekor anjing. (Page 394)
Yang mereka temukan hanyalah pesan pendek pada secarik kertas, "Aku pergi dan kawin dengan anjing." (Page 421)
Krisanlah yang menggali kuburan Ai dan menyembunyikan mayatnya di bawah tempat tidur. (Page 422)
Tahukah kau bahwa aku mencintaimu? (Page 428)
Krisan : Orang kawin harus bersetubuh.
Rengganis : Maka kita akan bersetubuh.
Krisan : Kita akan melakukannya kapan-kapan.
Rengganis : Ya, kapan-kapan. (Page 446)
Ia (Krisan) merencanakan membunuh gadis itu (Rengganis) di gubuk gerilya, untuk mengubur semua cerita tersebut, tapi kemudian ia membunuhnya di atas perahu, dan membuang mayatnya ke laut. (Page 449)
Untuk menunjukkan cintanya, maka ia terus mencumbunya, (Page 505)