Minggu, 02 Oktober 2016

Married = Drinking Coffee

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Takarannya gak melulu pas.
Kadang manisnya lebih terasa, suatu waktu pahitnya pun dominan.
Jangan kau hindari.
Nikmati saja hingga suatu saat kau terbiasa.
Ketika rumah tanggamu sudah jadi candu bagimu, maka percayalah bahwa gak ada regukan yg lebih nikmat di luar sana.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Harga kopi di kafe tentu beda dengan harga kopi di warung, meski rasanya sama.
Karena yg dibeli sebenarnya bukan semata-mata kopinya, melainkan suasananya.
Karena itu mahalkanlah suasana rumah tanggamu.
Buatlah berkualitas setiap waktu kebersamaanmu.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Jika kau hanya mau manisnya saja, jangan ngopi, tapi minumlah sirup.
Sirup adalah rasa manis yg dinikmati oleh mereka yg memutuskan pilihan hidup single.
Gak ada pilihan lain selain manis.
Memang manis, tapi tentu saja gak senikmat kopi.
Demikian pula jika kau hanya menikmati sensasi pahitnya saja.
Jangan ngopi, tapi minumlah jamu.
Nah itulah jomblo.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Para pengopi adalah orang-orang yg terlatih dalam menakar hidup.
Istri pemasak airnya, suami baristanya.
Dibutuhkan kerja sama yg cermat mulai dari proses hingga hasil.
Orang-orang hanya boleh melihat asap yg mengepul dan aroma yg wangi, tanpa perlu tau gimana berantakannya dapur mu.

Berumah tangga itu ibarat ngopi.
Soal rasa yg utama.
Nikmatnya ada di permukaan, ampasnya cukup kau sembunyikan, jika perlu endapkan hingga ke dasar terdalam gelasmu.
Jangan kau umbar pada siapapun bahkan ke orang-orang terdekatmu.
Jika rumah tanggamu ibarat kafe besar, tentu saja konyol membagi rahasia racikanmu.

(Source : Group WhatsApp Sebelah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar