Jumat, 14 Oktober 2016

Profesionalisme

Profesionalisme itu hal yang relatif karena seorang juga harus menyeimbangkan hidupnya dengan keperluan lain yaitu keluarga. Lihat saja tukang pijet "ibu dan anak" yang berada di depan telkom sukodono yang memasang pengumuman jam buka di waktu pagi dan sore. Di sore hari pengumuman tersebut tertulis jam buka yaitu pukul 16.00, tetapi waktu saya, istri saya, & anak-anak saya ke sana jam 16.10 tempat pijetnya belum buka. Sebagai seorang customer pasti merasa kecewa, namun posisi saya waktu itu lebih membutuhkan jasa pijet tersebut karena sudah biasa pijet di tempat itu, dan tidak ada tempat lain yang lebih bagus kualitasnya. Jadi kami menunggu. Dan pukul 16.30 tempat pijetnya buka. Bu Luluk, sang pemilik tempat pijet, bilang kalau dia baru dari makam suaminya dan bukanya hari ini agak telat. Terlepas dari cerita tersebut, tempat pijetnya selalu dipenuhi banyak orang yaa kalau dilihat memang tempatnya kurang sentuhan 'profesional' tetapi customer lebih memilih kualitas jadi tempat pijet bu luluk selalu ramai. Memang profesionalisme itu penting namun keluarga jga sama pentingnya. So, berdamailah dengan diri sendiri, keluarga, pekerjaan, & masyarakat sekitar. And little by little we change our cashflow quadrant from a self-employed to become a business owner with our good service and professionalism.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar