Lari merupakan salah satu olahraga murah dan mudah. Selain karena Anda tidak perlu menggunakan peralatan mahal, Anda hanya cukup menggunakan sepatu lari atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali. Sering kita mendengar bahwa berlari tanpa alas kaki (barefoo running) justru dapat menyehatkan dan mendukung gerakan alamiah kaki. Benarkah demikian? Kita lihat bersama.
Sebenarnya, berlari – baik menggunakan sepatu maupun tidak – keduanya memiliki efek meningkatkan kebugaran jantung dan paru-paru (cardiorespiratory fitness), serta kesehatan metabolik (metabolic fitness) yang melingkupi kebugaran kondisi metabolik glukosa darah, kadar lemak dalam darah, dan keseimbangan hormonal. Berlari juga dapat menjaga dan menurunkan kelebihan massa lemak tubuh, menguatkan tulang-tulang panggul, tungkai dan kaki, tulang belakang (vertebra), memperbaiki sirkulasi darah secara umum, dan meningkatkan mood.
Perbedaan lari menggunakan sepatu atau telanjang kaki ialah terletak pada ketika Anda mendarat menapak permukaan jalan. Jika memakai sepatu, maka kecenderungan untuk mendarat ialah dengan bagian tumit (heel strike), sedangkan jika tidak memakai sepatu maka kecenderungan mendarat ialah dengan kaki depan atau tengah telapak kaki terlebih dahulu (forefoot atau midfoot strike).
Jarak langkah lari menggunakan sepatu juga cenderung lebih lebar dari pada tidak menggunakan sepatu. Pada saat mendarat, maka forefoot atau midfoot strike menapak secara lembut sehingga beban gaya di kaki dan tungkai yang ditimbulkannya tidak sebesar saat memakai sepatu.
Mendarat dengan tumit akan menimbulkan gaya lebih besar 3 kali dibandingkan mendarat dengan bagian depan telapak kaki. Karenanya, risiko untuk mengalami cedera kronis di kaki atau tungkai dapat lebih besar. Bila mendarat dengan telapak kaki depan maka tidak menimbulkan beban gaya sebesar heel strike. Lari tanpa sepatu bisa jadi lebih cepat karena tidak ada beban tambahan di kaki yang dapat mempengaruhi kecepatan.
Bila Anda ingin berlari tanpa sepatu, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan. Pertama, bila lintasan tidak mulus, maka jangan memaksakan bertelanjang kaki karena berpotensi membuat Anda cedera. Kedua, jika Anda penderita diabetes atau mempunyai gangguan saraf kaki, maka tidak dianjurkan berlari tanpa sepatu karena berisiko menimbulkan luka yang berpotensi besar berkembang menjadi gangren. Ketiga, sebelum berlari telanjang kaki, pertimbangkan dahulu kondisi tubuh Anda, mulai dari berat badan, postur, bentuk telapak kaki, hingga elastisitas kulit telapak kaki.
Tips Berlari Tanpa Alas Kaki
1. Pilihlah jalanan yang mulus, tidak berkontur terjal dan tidak berbatu.
2. Jika Anda ingin berlari jarak jauh, sebaiknya Anda melalui proses bertahap terlebih dahulu agar kaki dan telapak kaki terbiasa.
3. Pelajarilah tekhnik lari barefoot, yaitu saat mendarat dengan menggunakan telapak kaki tengah atau depan terlebih dulu dan menggunakan langkah pendek. Bila jarak langkahnya terlalu lebar maka dapat membebani otot betis, tendor Achilles dan telapak kaki.
4. Dari segi waktu, mulailah secara perlahan jalan barefoot 1 menit lalu lari pelan selama 1 menit. Beberapa minggu kemudian, tingkatkan menjadi jalan barefoot selama 8 menit lalu lari barefoot 2 menit, dan seterusnya dengan meningkatkan rasio jalan dan lari barefoot secara bertahap hingga dapat melakukan lari barefoot dari awal hingga akhir (misal: 30 - 60 menit). Anda juga dapat menerapkannya saat akan berlari 5, 10, atau half marathon.
(Source: .Fitnessformen.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar