Tanpa memikirkan insentif, aku
merasa tetap bahagia jika ada perorangan atau keluarga yang lebih mengedepankan
datang ke tanah suci daripada ke negeri mana pun. (Page 6)
Kau mengisyaratkan pada nenek
untuk bersabar menunggu giliran dan membiarkan jamaah lain maju lebih dulu, dan
kesabaran serta keikhlasan hatimu membuat semua tempat di Raudhah ini lapang.
(Page 86 – 87)
“Kamu udah punya pacar?” Mbak
Reni mengajak berbincang. Sepertinya dia belum ngantuk dan enggan pergi tidur
sebelum suaminya pulang.
“Belum,” aku menjawab singkat.
“Enggak usah dicari, nanti juga
datang sendiri. Aku aja gitu, nggak nyangka bisa jadi sama Bapak yang sudah
pernah beristri dan punya dua anak lajang,” dengan santai Mbak Reni
menceritakan. (Page 106)
Tak terbayang olehku melihat prosesi
tersebut (Qisas), pasti mengerikan dan membuatku tak enak makan dan tak enak
tidur. Namun, biar begitu aku berharap hukum ini diterapkan di Indonesia untuk
para pelaku koruptor, sehingga memberi efek jera pada yang lainnya. Semoga Allah
SWT mendengar doaku, amin ya rabbal alamin. (Page 252)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar