Minggu, 10 Juni 2018

DZIKIR KULINER



“Dalam Islam, kemenangan sesungguhnya adalah pada saat kita berhasil meniadakan rasa menang di dalam hati kita. Pada saat keakuan runtuh dan menghablur menjadi kesadaran sosial kosmis bahwa segala kelebihan kita adalah faktor kontribusi produktif untuk melengkapi sebuah kesetimbangan besar.” Page 157

“Hakikat dari menjalani sebuah proses sesungguhnya adalah menanggap sebanyak mungkin pelajaran dan nilai yang terdapat dan berkembang dari mekanisme proses itu sendiri. Itulah hakikat hidup.” Page 163

“Semua hamba Allah dituntut bertemu dengan Rabbnya dengan membawa pahala. Namun, tidak mungkin semua itu tercapai, kecuali dengan ilmu dan amal. Ilmu dan amal tidak mungkin terwujud, kecuali dengan badan yang sehat. Dan, badan yang sehat tidak mungkin hadir tanpa makanan yang layak.” Abu Hamid al-Ghazali. Page 317

“Jadi, kata ‘melampaui batas’ ini dapat ditafsirkan sebagai bersifat kuantitatif (jumlah) dan secara kualitatif (kualitas), yaitu mengonsumsi makanan yang tidak diperlukan tubuh atau tidak mengonsumsi makanan yang diperlukan tubuh. Artinya, bersikap zalim karena menyia-yiakan nimat sehat dan membiarkan tubuh menjadi sakit. Inilah yang termasuk melampaui batas.” Page 347

“Bukankah DZIKIR KULINER adalah sebuah konsep untuk lebih mengenal Allah melalui makanan, di mana satu aspek penting di dalamnya adalah bagaimana kandungan nutrisi dalam makanan bisa meningkatkan kualitas ibadah dan kedekatan kita kepada-Nya?” page 355

Tidak ada komentar:

Posting Komentar