Aku tulis risalah ini dengan ber-“aku-aku”
agar siapa pun yang membacanya dapat melibatkan dirinya. (Page 12)
Manusia yang membuat buku (mau
dan mampu menulis) dapat dikatakan sebagai manusia terpilih karena sesungguhnya
memang tidak mudah untuk menuangkan sebuah pengalaman hidup dalam
kalimat-kalimat yang tertata dan dapat dipahami oleh orang lain. (Page 14)
“Buku bagi Lintang adalah obat
dan sumur kehidupan yang airnya selalu memberi kekuatan baru agar ia mampu
mengayuh sepeda menantang angina setiap hari.” ANDREA HIRATA (Page 23)
Kita membaca buku untuk mencari
tahu tentang diri kita sendiri. (Page 28)
Ketika seseorang membaca, dia
sesungguhnya sedang menyiapkan sel-sel saraf otak baru yang akan menggantikan
sel-sel saraf otak lama yang aus. (Page 36)
Televise akan menjadikan otak
pasif, melumpuhkan kemampuan berpikir kritis, dan merusak terutama kecerdasan
spasial pada otak sebelah kanan. (Page 36)
Efek televise yang menakutkan
pada saat ini adalah membuat orang hanya punya waktu sedikit untuk membaca,
(Page 38)
Membaca sangat merangsang kedua
belah otak dan juga sistem limbik. (Page 38)
“Kemauanlah yang menjadikan
manusia itu manusia-besar atau manusia-kecil.” HEINRICH HEINE (Page 47)
Kegiatan membaca yang
menghasilkan adalah kegiatan membaca dalam bentuk mencerna dan kemudian usai
membaca, si pelaku membaca melanjutkan kegiatan “mengikat makna” (yaitu
menuliskan hasil-hasil yang diperolah dari kegiatan membaca). (Page 54)
Aku harus merasa tersiksa jika
ada waktu luang dan aku tidak melakukan kegiatan membaca. (Page 74)
SETIAP KALI SELESAI MEMBACA,
HASILKANLAH SEBUAH TULISAN. (Page 79)
Manusia tidak akan menjadi
manusia jika tidak mampu membugarkan dan mengembangkan otaknya secara
terus-menerus. (Page 92)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar