“Menuliskan pikiran dan perasaan
terdalam yang menyimpan pengalaman traumatis dapat menghasilkan suasana hati
yang lebih nyaman, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan yang lebih baik”.
JAMES W. PENNEBAKER (Page 18)
Membaca itu seperti melatih otot,
semakin sering dilakukan, maka otot membaca kita akan semakin kuat. (Page 20)
“Kita lebih kerap diajari apa (what),
tetapi tidak bagaimana (How).” Colin Rose (Page 23)
Di sisi lain, konsep “Mengikat Makna” juga
merupakan konsep yang bisa diterapkan sendiri (otodidak) karena, selain mudah
dipraktikkan, tidak perlu banyak teori. (Page 30)
Life skill adalah kecakapan hidup,
yaitu kecakapan yang diperlukan seseorang untuk dapat sukses dalam kehidupannya
(Page 31)
“Sikap mementingkan diri sendiri,
dalam definisi yang sesuai dengan tujuan kita, pada akhirnya memungkinkan anda
untuk menjadi lebih murah hati dan mendukung orang lain daripada sebelumnya.”
THOMAS J. LEONARD (Page 36)
“Tak ada yang akan memperbaiki
kehidupanmu jika kau tak mau dan tak mampu memperbaikinya sendiri” BERTOLT
BRECHT (Page 38)
Mendengar dan membaca-kembali apa yang
telah saya rekam dan tulis adalah sebuah proses “melihat” diri saya sendiri.
(Page 39)
“Duhai betapa bahagiannya jiwa yang
dapat melihat kesalahannya sendiri” JALALUDDIN RUMI (Page 40)
Penulis juga seorang yang membukakan
rahasianya kepada para pembacanya. (Page 41)
Kegiatan membaca, menulis,
mendengarkan, dan berbicara sebagai empat jenis dasar komunikasi. (Page 41)
Mengikat makna terinspirasi oleh pesan
Imam Ali bin Abi Thalib r.a, Khalifah Keempat, berikut ini, “Ikatlah ilmu
dengan menuliskannya.” (Page 42)
Apa jadinya jika ilmu yang kita
peroleh tidak kita ikat? Pertama, ilmu tidak akan dapat disampaikan secara
menyeluruh dan mendalam. Kedua, ilmu tidak akan dapat dikembangkan dan
diperbarui secara terstruktur dan terukur. Ketiga, ilmu tidak dapat disebarkan
secara sangat luas. (Page 42)
Menulis dapat dimanfaatkan untuk:
·
Mengeluarkan atau membuang beban-beban pikiran
dan perasaan yang menekan
·
Merekam atau mengikat momen-momen peristiwa
yang penting dan berharga (bermakna)
·
Menyusun atau mengonstruksi (membangun)
pengetahuan menjadi ilmu (Page 56)
“Otak kanan berpikir bebas, otak kiri
berpikir tertib.” ROGER SPERRY (Page 62)
Mana cara yang cocok dan menyamankan
diri anda, pilihlah sesuai dengan keinginan. (Page 71)
Meski topik yang anda sampaikan sama
persis dengan topik yang disampaikan atau dibahas oleh orang lain, anda
memiliki sudut pandang yang berbeda. (Page 75)
“Ilmu tidak dikonsumsi tetapi
diproduksi.” JEAN PIAGET (Page 76)
“Dalam knowledge management,
perusahaan menerapkan cara-cara untuk mengidentifikasi, menciptakan,
mengoreksi, menabulasi, mendistribusikan, dan memperkuat upaya untuk mengadopsi
segala insights dan pengalaman berharga. Dengan penerapan knowledge management,
banyak hal berharga menjadi pengetahuan yang dapat direplikasi oleh orang-orang
lain. Tentu saja, ada prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu budaya disiplin,
budaya mencatat, budaya sharing, dan budaya belajar.” RHENALD KASALI (Page 78)
Begitu sebuah kegiatan belajar-mengajar
berlangsung, seorang guru dapat segera menetukan apakah para muridnya akan
dijadikan “cangkir” atau “tanaman”. (Page 79)
Segepok pengetahuan baru akan menjadi
sebuah ilmu yang bermanfaat jika pengetahuan itu dapat diolah terlebih dahulu-tepatnya
diproduksi menjadi sesuatu yang sesuai dengan keperluan si penerima dan
pengolah pengetahuan tersebut. (Page 83)
“Banyak teori lama pendidikan yang
mengimbau untuk membuat pendidikan menjadi hidup dan berarti dengan cara
menghubungkan pelajaran-pelajaran yang abstrak dengan kehidupan nyata” Elaine
B. Johnson, Ph.D. (Page 86)
Saya tidak mau disiksa oleh sebuah
buku. (Page 95)
Membaca teks memerlukan konsentrasi
pikiran yang tinggi. (Page 95)
“Jika mampu membaca, kita dapat
menjalani berapa pun banyak dan jenis kehidupan seperti yang kita inginkan.”
S.I. HAYAKAWA (Page 98)
Dalam The Power of Reading (1993), Dr.
Stephen D. Krashen menekankan betul agar anak-anak dibiasakan sejak dini
membaca buku yang menyenangkan diri-diri mereka. (Page 99)
Buku-buku yang laris di pasaran belum
tentu merupakan bacaan yang “bergizi”. (Page 101)
Bagi saya, buku yang baik adalah buku
yang mampu mengembangkan (sekaligus menggerakkan) pikiran pembacanya. (Page
102)
Nah, menemukan hal-hal penting dan
berharga (bermakna) dari sebuah buku merupakan salah satu cara agar kita (yang
membaca) dapat memasukkan sesuatu (yang berkualitas dari sebuah buku) ke dalam
diri kita sehingga kualitas diri kita dapat meningkat. (Page 103)
Manusia adalah makhluk ciptaan yang
mencari-makna-hidup. (Page 105)
Untuk menjalankan tugas kepenulisan,
kita hanya punya satu alat, yaitu Bahasa. (Page 105)
“Apabila kita percaya pada kekuatan Bahasa,
kita akan diajak untuk melihat banyak kemungkinan dalam hidup kita untuk kita
ungkapkan” Shindunata (Page 105)
Tanpa memiliki pengalaman membaca yang
menyenangkan, tidak mudah seseorang membangkitkan keinginan untuk membaca.
(Page 107)
Tidak ada kata terlambat untuk memulai
sesuatu yang baik dan memberikan manfaat. (Page 124)
Biasakanlah setiap hari menemukan satu
tulisan pendek yang menarik perhatian anda. (Page 125)
Menurut saya, internet atau dunia
maya-khususnya Google-adalah “cara” yang tidak biasa untuk membantu kita
membaca secara kontinu dan konsisten setiap hari. (Page 125)
Manfaatkan waktu luang atau
mengganggur untuk membaca ngemil. (Page 125)
Hanya, kata-kata yang kita masukkan
lewat jalan mendengarkan ini tidaklah banyak dan kaya. Membaca teks adalah cara
terampuh untuk memperkaya koleksi kata di dalam diri kita. (Page 126)
Hanya dengan membaca bukulah kita
dapat memasukkan sesuatu yang penting dan berharga-misalnya ilmu-ke dalam diri
kita dalam bentuk terbaik. (Page 127)
“Buku adalah obat untuk luka,
penyakit, dan kelemahan-kelemahan perasaan dan pikiran manusia” ALI SYARI’ATI (Page
128)
“Semua kesimpulan mereka-para pakar
yang meneliti peran emosi-menunjukkan ke betapa tingginya kedudukan kecerdasan
emosi dalam keberhasilan di tempat kerja-apa pun jenis pekerjaan itu.” DANIEL
GOLEMAN (Page 138)
Kata-kata yang saya ucapkan di depan
para murid saya sangat dipengaruhi oleh suasana hati saya. (Page 139)
Komunikasi yang efektif paling tidak
menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan
yang makin baik, dan tindakan.” STEWART L. TUBBS & SYLVIA MOSS (Page 146)
Apabila ia (sang dokter) sengaja
mengabaikannya, secara emosi ia akan jauh dari sang pasien dan tidak akan
menemukan inti permasalahan. (Page 148)
Emosi merupakan pencari perhatian,
berfungsi sebagai alat peringatan, undangan, alarm, dan sebagainya. (Page 149)
“Bahasa adalah sarana pencerahan bagi
kegelapan kita.” Sindhunata (Page 150)
“Dengan Bahasa, kita mengabstraksikan
pengalaman kita, dan yang lebih penting mengomunikasikannya kepada orang lain.”
JALALUDDIN RAKHMAT (Page 158)
“Komunikasi menentukan kualitas hidup
kita.” JALALUDDIN RAKHMAT (Page 168)
“Mendapatkan gagasan rasa-rasanya hampir
seperti mendengar bisikan Tuhan.” HANK ZELLER (Page 176)
“Anakku, ceritakanlah masalahmu, dan
jangan ragu-ragu. Aliran kata-kata akan meringankan hati yang berduka; seperti
saat dibukanya saluran pembuangan begitu air di bendungan sudah luber. Datanglah
ke sini, duduk disampingku, dan bicaralah dengan nyaman kepadaku.” Robin Hood
(Page 181)
Otak adalah jati dirimu. (Page 189)
Pada saat memulai mengerjakan sebuah
tugas yang rumit, cobalah untuk menuliskan pikiran dan perasaan anda. (Page
193)
Menulis langsung secara formal dapat
menjadikan sebuah hambatan yang serius. (Page 195)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar