Jumat, 17 Mei 2019

FLOW DI ERA SOCMED



“Menuliskan pikiran dan perasaan terdalam yang menyimpan pengalaman traumatis dapat menghasilkan suasana hati yang lebih nyaman, pandangan yang lebih positif, dan kesehatan yang lebih baik”. JAMES W. PENNEBAKER (Page 18)

Membaca itu seperti melatih otot, semakin sering dilakukan, maka otot membaca kita akan semakin kuat. (Page 20)

“Kita lebih kerap diajari apa (what), tetapi tidak bagaimana (How).” Colin Rose (Page 23)

Di sisi lain, konsep “Mengikat Makna” juga merupakan konsep yang bisa diterapkan sendiri (otodidak) karena, selain mudah dipraktikkan, tidak perlu banyak teori. (Page 30)

Life skill adalah kecakapan hidup, yaitu kecakapan yang diperlukan seseorang untuk dapat sukses dalam kehidupannya (Page 31)

“Sikap mementingkan diri sendiri, dalam definisi yang sesuai dengan tujuan kita, pada akhirnya memungkinkan anda untuk menjadi lebih murah hati dan mendukung orang lain daripada sebelumnya.” THOMAS J. LEONARD (Page 36)

“Tak ada yang akan memperbaiki kehidupanmu jika kau tak mau dan tak mampu memperbaikinya sendiri” BERTOLT BRECHT (Page 38)

Mendengar dan membaca-kembali apa yang telah saya rekam dan tulis adalah sebuah proses “melihat” diri saya sendiri. (Page 39)

“Duhai betapa bahagiannya jiwa yang dapat melihat kesalahannya sendiri” JALALUDDIN RUMI (Page 40)

Penulis juga seorang yang membukakan rahasianya kepada para pembacanya. (Page 41)

Kegiatan membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara sebagai empat jenis dasar komunikasi. (Page 41)

Mengikat makna terinspirasi oleh pesan Imam Ali bin Abi Thalib r.a, Khalifah Keempat, berikut ini, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya.” (Page 42)

Apa jadinya jika ilmu yang kita peroleh tidak kita ikat? Pertama, ilmu tidak akan dapat disampaikan secara menyeluruh dan mendalam. Kedua, ilmu tidak akan dapat dikembangkan dan diperbarui secara terstruktur dan terukur. Ketiga, ilmu tidak dapat disebarkan secara sangat luas. (Page 42)

Menulis dapat dimanfaatkan untuk:

·         Mengeluarkan atau membuang beban-beban pikiran dan perasaan yang menekan

·         Merekam atau mengikat momen-momen peristiwa yang penting dan berharga (bermakna)

·         Menyusun atau mengonstruksi (membangun) pengetahuan menjadi ilmu (Page 56)

“Otak kanan berpikir bebas, otak kiri berpikir tertib.” ROGER SPERRY (Page 62)

Mana cara yang cocok dan menyamankan diri anda, pilihlah sesuai dengan keinginan. (Page 71)

Meski topik yang anda sampaikan sama persis dengan topik yang disampaikan atau dibahas oleh orang lain, anda memiliki sudut pandang yang berbeda. (Page 75)

“Ilmu tidak dikonsumsi tetapi diproduksi.” JEAN PIAGET (Page 76)

“Dalam knowledge management, perusahaan menerapkan cara-cara untuk mengidentifikasi, menciptakan, mengoreksi, menabulasi, mendistribusikan, dan memperkuat upaya untuk mengadopsi segala insights dan pengalaman berharga. Dengan penerapan knowledge management, banyak hal berharga menjadi pengetahuan yang dapat direplikasi oleh orang-orang lain. Tentu saja, ada prasyarat yang harus dipenuhi, yaitu budaya disiplin, budaya mencatat, budaya sharing, dan budaya belajar.” RHENALD KASALI (Page 78)

Begitu sebuah kegiatan belajar-mengajar berlangsung, seorang guru dapat segera menetukan apakah para muridnya akan dijadikan “cangkir” atau “tanaman”. (Page 79)

Segepok pengetahuan baru akan menjadi sebuah ilmu yang bermanfaat jika pengetahuan itu dapat diolah terlebih dahulu-tepatnya diproduksi menjadi sesuatu yang sesuai dengan keperluan si penerima dan pengolah pengetahuan tersebut. (Page 83)

“Banyak teori lama pendidikan yang mengimbau untuk membuat pendidikan menjadi hidup dan berarti dengan cara menghubungkan pelajaran-pelajaran yang abstrak dengan kehidupan nyata” Elaine B. Johnson, Ph.D. (Page 86)

Saya tidak mau disiksa oleh sebuah buku. (Page 95)

Membaca teks memerlukan konsentrasi pikiran yang tinggi. (Page 95)

“Jika mampu membaca, kita dapat menjalani berapa pun banyak dan jenis kehidupan seperti yang kita inginkan.” S.I. HAYAKAWA (Page 98)

Dalam The Power of Reading (1993), Dr. Stephen D. Krashen menekankan betul agar anak-anak dibiasakan sejak dini membaca buku yang menyenangkan diri-diri mereka. (Page 99)

Buku-buku yang laris di pasaran belum tentu merupakan bacaan yang “bergizi”. (Page 101)

Bagi saya, buku yang baik adalah buku yang mampu mengembangkan (sekaligus menggerakkan) pikiran pembacanya. (Page 102)

Nah, menemukan hal-hal penting dan berharga (bermakna) dari sebuah buku merupakan salah satu cara agar kita (yang membaca) dapat memasukkan sesuatu (yang berkualitas dari sebuah buku) ke dalam diri kita sehingga kualitas diri kita dapat meningkat. (Page 103)

Manusia adalah makhluk ciptaan yang mencari-makna-hidup. (Page 105)

Untuk menjalankan tugas kepenulisan, kita hanya punya satu alat, yaitu Bahasa. (Page 105)

“Apabila kita percaya pada kekuatan Bahasa, kita akan diajak untuk melihat banyak kemungkinan dalam hidup kita untuk kita ungkapkan” Shindunata (Page 105)

Tanpa memiliki pengalaman membaca yang menyenangkan, tidak mudah seseorang membangkitkan keinginan untuk membaca. (Page 107)

Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik dan memberikan manfaat. (Page 124)

Biasakanlah setiap hari menemukan satu tulisan pendek yang menarik perhatian anda. (Page 125)

Menurut saya, internet atau dunia maya-khususnya Google-adalah “cara” yang tidak biasa untuk membantu kita membaca secara kontinu dan konsisten setiap hari. (Page 125)

Manfaatkan waktu luang atau mengganggur untuk membaca ngemil. (Page 125)

Hanya, kata-kata yang kita masukkan lewat jalan mendengarkan ini tidaklah banyak dan kaya. Membaca teks adalah cara terampuh untuk memperkaya koleksi kata di dalam diri kita. (Page 126)

Hanya dengan membaca bukulah kita dapat memasukkan sesuatu yang penting dan berharga-misalnya ilmu-ke dalam diri kita dalam bentuk terbaik. (Page 127)

“Buku adalah obat untuk luka, penyakit, dan kelemahan-kelemahan perasaan dan pikiran manusia” ALI SYARI’ATI (Page 128)

“Semua kesimpulan mereka-para pakar yang meneliti peran emosi-menunjukkan ke betapa tingginya kedudukan kecerdasan emosi dalam keberhasilan di tempat kerja-apa pun jenis pekerjaan itu.” DANIEL GOLEMAN (Page 138)

Kata-kata yang saya ucapkan di depan para murid saya sangat dipengaruhi oleh suasana hati saya. (Page 139)

Komunikasi yang efektif paling tidak menimbulkan lima hal: pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan.” STEWART L. TUBBS & SYLVIA MOSS (Page 146)

Apabila ia (sang dokter) sengaja mengabaikannya, secara emosi ia akan jauh dari sang pasien dan tidak akan menemukan inti permasalahan. (Page 148)

Emosi merupakan pencari perhatian, berfungsi sebagai alat peringatan, undangan, alarm, dan sebagainya. (Page 149)

“Bahasa adalah sarana pencerahan bagi kegelapan kita.” Sindhunata (Page 150)

“Dengan Bahasa, kita mengabstraksikan pengalaman kita, dan yang lebih penting mengomunikasikannya kepada orang lain.” JALALUDDIN RAKHMAT (Page 158)

“Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.” JALALUDDIN RAKHMAT (Page 168)

“Mendapatkan gagasan rasa-rasanya hampir seperti mendengar bisikan Tuhan.” HANK ZELLER (Page 176)

“Anakku, ceritakanlah masalahmu, dan jangan ragu-ragu. Aliran kata-kata akan meringankan hati yang berduka; seperti saat dibukanya saluran pembuangan begitu air di bendungan sudah luber. Datanglah ke sini, duduk disampingku, dan bicaralah dengan nyaman kepadaku.” Robin Hood (Page 181)

Otak adalah jati dirimu. (Page 189)

Pada saat memulai mengerjakan sebuah tugas yang rumit, cobalah untuk menuliskan pikiran dan perasaan anda. (Page 193)

Menulis langsung secara formal dapat menjadikan sebuah hambatan yang serius. (Page 195)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar