Misalnya Georgetown University. Urun dana di kampus Katolik tertua di AS itu sudah berorientasi jangka panjang (berkelanjutan) dengan komitmen aktivitas donasi berulang dari para donatur. Selain itu, Georgetown memungkinkan pemanfaatan beraneka portofolio kontribusi - bahkan seperti saham, properti, asuransi, dana pensiun, dan reksa dana - masuk ke sana.
Georgetown memiliki The 1789 Society, komunitas elite donatur yang telah berkontribusi minimal USD 1 juta (Rp. 14,6 miliar) kepada kampus. Penggunaannya mulai untuk dana beasiswa, mendanai konselor (penasihat) dan mahasiswa atlet, riset, membantu keluarga kurang mampu, bahkan membangun tempat ibadah. Tercatat sebanyak 55 persen dari mahasiswa S-1 di Georgetown menerima bantuan finansial pada 2018-2019. Tak kurang dari USD 200 juta (Rp. 2,92 triliun) dihimpun dari kegiatan komunitas filantropi selama tiga tahun ini. Dua tahun terakhir Georgetown juga menerima donasi anonim lebih dari USD 4 juta (Rp. 58,4 miliar).
(Sumber: Jawa Pos SENIN 27 JULI | TAHUN 2020 | HALAMAN 4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar