Kehidupan dunia ini adalah siklus persoalan. Selesai dari satu persoalan, kemudian bertemu dengan persoalan berikutnya. (Page 3)
Dialah yang menghendaki datangnya persoalan kepada manusia sebagai ujian. (Page 7)
Maka, tugas kita hanyalah dua, menyempurnakan niat dan menyempurnakan ikhtiar. Selebihnya, biarlah Allah Swt yang menentukan apa yang terbaik untuk kita. (Page 13)
Jika tidak terbiasa, berprasangka baik kepada Allah Swt itu akan sulit. Namun, tidak jika kita membiasakan diri dengan cara melatih diri. (Page 15)
Dan Aku (Allah Swt) akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. (Page 16)
Karena, selalu ada makna, pelajaran atau hikmah di balik suatu kejadian. Allah Swt tidak menjadikan suatu peristiwa di dunia ini dengan sia-sia atau tanpa maksud dan tujuan. (Page 17)
Sesungguhnya seorang mukmin selalu berhusnudzan kepada Tuhannya lalu ia memperbagus amalnya. (Page 18)
Jika mau jujur, permasalahan yang terjadi di dalam hidup kita adalah hasil dari dramatisasi yang dilakukan oleh diri kita sendiri. (Page 34)
Hadapilah setiap kenyataan hidup, baik yang menyenangkan ataupun tidak, dengan sikap tenang, pikiran yang jernih, dan hati yang lapang. (Page 36)
Tidak ada yang berat dan tidak ada yang tidak bisa dihadapi. Adapun yang berat adalah karena kita kurang ilmu dan kurang iman dalam menghadapi kenyataan yang terjadi pada diri kita, sehingga kita keliru dalam menyikapi apa yang Allah Swt tetapkan. (Page 38)
Apabila mendengar pujian, Rasulullah Saw kemudian berdoa, "Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira." (Page 44)
Kita menyadari bahwa demikianlah kehidupan, adakalanya dipuji dan adakalanya dicaci. (Page 44)
Kita justru akan bersikap tenang dan mendengarkan cacian tersebut, karena bisa jadi cacian itu adalah informasi untuk kita tentang diri kita supaya kita mau mengevaluasi dan memperbaiki diri. (Page 45)
Kita menyadari bahwa orang paling mulia saja yaitu Muhammad Saw, mendapat hinaan dan cacian, apalagi kita yang kemuliaannya sangat jauh berada di bawah beliau. (Page 46)
Hadapi saja, jalani saja hidup ini. Tidak perlu panik saat melihat kenyataan yang tidak sesuai dengan keinginan. Juga tidak perlu berbangga diri bisa melihat kenyataan yang sesuai dengan harapan. Serahkan setiap yang terjadi kepada Allah Swt. (Page 52)
Kita tidak berhak memberikan penilaian terhadap orang lain. Kita hanya berhak menilai diri sendiri. Bahkan untuk menilai diri sendiri saja kita masih kesulitan, apalagi menilai orang lain. (Page 61)
Ketika anak-anak kita nakal, evaluasilah diri kita selaku orang tua. Siapa tahu ternyata kita kurang sungguh-sungguh dalam mendidik dan mendoakan mereka disebabkan kita lebih disibukkan dengan pekerjaan keduniawian kita. (Page 61)
Evaluasilah diri kita sendiri saat kita dizhalimi oleh orang lain. Jangan-jangan kita pun banyak melakukan kezhaliman kepada orang lain, dan seterusnya dan sebagainya. (Page 62)
Evaluasi diri hendaknya kita lakukan dalam setiap hal yang kita lakukan, sekecil apapun. Sehingga apapun yang kita lakukan akan bernilai ibadah dan kita terhindar dari perbuatan yang sia-sia. Juga agar kita terhindar dari perbuatan yang malah mengakibatkan dosa. (Page 64)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar