Selasa, 23 Agustus 2016

Peran Para Pemuda dalam Pengembangan Potensi Daerahnya Masing-Masing

Dulu, kata 'Merantau' itu identik dengan seorang pemuda yang berasal dari desa beradu nasib dengan cara mencari pekerjaan di kota besar agar bisa merubah hidupnya menjadi lebih baik. Cerita tentang merantau banyak sekali, salah satunya adalah Novel 'Tetralogi Laskar Pelangi' karya Andrea Hirata, yang bercerita tentang sang tokoh utama, Si Ikal, anak pulau Belitong yang pergi ke Jakarta untuk kuliah dan bekerja, dan disana dia berjuang untuk bertahan hidup di kerasnya Ibu Kota.

Memang merantau itu hal yang baik untuk mencari ilmu dan menambah pengalaman, namun kembali ke kampung halaman untuk mengembangkan potensi yang ada di daerahnya masing-masing adalah hal yang sangat penting, sebagai wujud kecintaan seorang pemuda kepada tempat dimana dia dilahirkan. Jangan sampai seorang pemuda bersikap seperti pribahasa "Kacang yang lupa akan kulitnya".

Mengembangkan potensi daerah di Indonesia adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh negeri ini, sebagai upaya untuk pemerataan pembangunan, kalau bukan putra daerah siapa lagi yang akan membangun daerahnya masing-masing. Potensi-potensi disetiap daerah sangat beragam dan sangat kaya. Banyak daerah yang kaya akan SDA (Sumber Daya Alam) tetapi minim SDM (Sumber Daya Manusia) - nya.

Hal yang diperlukan untuk mengembangkan potensi daerah adalah pendidikan yang merata untuk semua masyarakat di negeri ini, dan pengembangan jiwa 'Entrepreneurship' dari para putra daerah. Jika sebagian besar putra daerah memiliki jiwa 'Entrepreneurship' yang bagus maka mereka akan melihat sebuah tantangan menjadi peluang, merubah hal biasa menjadi luar biasa, dan membuat sampah menjadi emas, seperti apa yang dikatakan Pak Ciputra.

Mari kita lihat contoh dari keberhasilan para pemuda yang berhasil mengembangkan potensi daerahnya seperti di Desa Sumber Bulu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Para putra daerah di desa tersebut mampu mengubah potensi alam di desanya berupa Kali (Sungai) Badeng, menjadi wisata olahraga arum jeram.

Menurut Yusuf Sugiono, salah satu pengelolah tempat arum jeram, Wisata tersebut dibuka untuk umum pada bulan Oktober 2011, awalnya tempat tersebut memiliki hanya 4 buah ban yang digunakan untuk tubing, dan sekarang sudah berkembang menjadi lebih dari 40 buah ban lengkap dengan pelindung kaki dan tangan, serta crew sebanyak 30 orang yang terdiri dari pemuda-pemuda di desa tersebut. Dan pengunjungnya berasal dari Kabupaten Banyuwangi dan banyak yang dari luar Kabupaten. Dan juga tempat wisata ini sangat didukung oleh pemerintahan setempat.

Dari kisah diatas bisa diambil pelajaran bahwa peran pemuda untuk mengembangkan daerahnya sangat vital, dan juga dukungan dari pemerintah setempat untuk memacu kreatifitas para pemudahnya sangat diperlukan agar saling mendukung. Jadi bisa disimpulkan bahwa "Merantau, untuk mencari ilmu serta pengalaman, dan kita kembali ke kampung halaman untuk berbakti kepada Ibu Pertiwi".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar