Jumat, 09 April 2021

Merajut Damai dalam Kebinekaan


Untuk mewujudkan dan memajukan kebinekaan atau pluralisme, diperlukan toleransi. (Page i)

Ketika ruh persatuan indonesia dirawat dalam semangat kekeluargaan dengan jiwa gotong royong yang positif dan dinamis, maka kerekatan sebagai bangsa dan negara akan semakin terlihat erat, meski kita terdiri atas beragam suku, ras, adat maupun agama ataupun keyakinan. (Page 15)

Anak manusia datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani. (Page 29)

Tentu ia tidak bekerja sendiri. Romo Ben dengan sigap selalu menghubungkannya dengan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan penyelesaiannya. (Page 32)

Pancasila merupakan landasan ideal dalam menjalankan kehidupan nasional dan menjadi landasan dasar bagi seluruh komponen bangsa untuk mencapai cita-citanya. (Page 47)

Setiap orang berhak atas kemerdekaan berpikir, berkeyakinan, dan beragama, (Page 51)

Dalam kehidupan sehari-hari, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara kita membutuhkan nilai. Nilai-nilai inilah yang akan membawa kita pada tatanan diri yang akan berdampak pada lingkungan sekitar kita. (Page 69)

Seseorang yang damai dengan dirinya sendiri maka ia akan siap untuk memberikan kedamaian bagi orang lain. (Page 71)

Hukum bunuh bagi pelaku murtad justru jauh dari kebenaran dalam konteks kekinian dan kedisinian. (Page 76)

Salah satu fakta menarik tentang nilai-nilai manajerial kepemimpinan Nabi Muhammad saw, adalah penggunaan konsep sahabat (bukan murid, staf, asisten, anak buah, anggota, rakyat, atau hamba). (Page 113)

Jihad mengangkat senjata adalah serendah-rendahnya cara memperjuangkan dan membela Islam. Sedangkan yang paling tinggi derajatnya adalah berjihad dengan cara mengendalikan nafsu, dan belajar menuntut ilmu. (Page 125)

Kitab Allah itu tidak sebatas pada ayat-ayat yang tertuang dalam kitab suci, tetapi juga berbentuk alam semesta berikut segala isinya. (Page 131)

"With gun you can kill terrorist. With education you can kill terrorism." Malala Yousafzai (Page 135)

Kita mulai saja dengan apa yang bisa kita lakukan sesuai potensi yang ada. Jangan pernah merancang program yang sulit untuk kita realisasikan. (Page 176)

Ia (Gus Dur) terbentuk oleh ekspedisi intelektualnya yang panjang. (Page 199)

"Saya membaca, menguasai, menerapkan Alquran, al-Hadits, dan kitab-kitab Kuning tidak dikhususkan bagi orang Islam. Saya bersedia memakai yang mana pun asal benar dan cocok sesuai hati nurani. Saya tidak memedulikan apakah kutipan dari Injil, Bhagawad Gita, kalau bernas kita terima. Dalam masalah bangsa, ayat Alquran kita pakai secara fungsional, bukannya untuk diyakini secara teologis. Keyakinan teologis dipakai dalam persoalan mendasar. Tetapi aplikasi adalah soal penafsiran. Berbicara penafsiran berarti bukan lagi masalah teologis, melainkan sudah menjadi masalah pemikiran." Gus Dur (Page 200)

Kebebasan, toleransi, serta persamaan antar manusia menjadi kata kunci bagi bangunan pemikiran pendidikan perdamaian dalam perspektif Gus Dur. (Page 202)

Saya tidak boleh merasa lelah untuk mengomunikasikan gagasan ini dengan sebanyak mungkin orang. (Page 216)

Pengalaman berjumpa secara langsung dan mendengar uraian langsung dari sumbernya inilah yang menjadi pembelajaran tersendiri yang sangat berharga bagi siapa saja. (Page 221)

Sejarah mencatat bahwa para sufi berdakwah penuh dengan kedamaian, menampilkan wajah Islam yang sejuk, mengayomi dan juga melindungi sesama umat manusia. (Page 233)

Pascaruntuhnya Baghdad ke tangan Mongol, kaum sufi hijrah dari Baghdad dan mencari daerah-daerah yang kondusif untuk memyebarkan ajaran agama dan menambah pengikut. (Page 234)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar