Ketegaran bapak menekuni usahanya sangat menginspirasi saya. Ia adalah contoh bagaimana wong cilik berjuang untuk survive tanpa uluran bantuan siapa pun. (Page 33)
Keteguhan bapak membiayai kuliah saya melahirkan satu tekad kuat. Saya akan mengikuti jejak bapak, menjalankan bisnis kayu. Bila mungkin, saya ingin berduet dengan bapak dan menjadikan bisnis kami menjadi besar. (Page 39)
Saya masuk ke dunia politik dan pemerintahan awalnya tanpa rencana. Maju menjadi walikota karena dorongan teman-teman di organisasi. Anehnya, semakin saya menghindar dan menolak jalan itu, semakin mudah jalan terhampar di depan mata. Saya artikan itu, Allah memang menginginkan saya terjun ke dalamnya. (Page 57)
Memimpin kota adalah bagaimana bisa menjalankan cita-cita yang baik di tengah basai topan serangan yang menjatuhkan. Jika tak kuat, mental akan kepayahan. (Page 63)
Dalam pengalaman saya melakukan blusukan, terlihat bahwa rakyat sesungguhnya menyukai kota yang indah, bersih, dan tertata. (Page 75)
Tak ada letih, tak peduli tekanan seperti apa pun beratnya, tak peduli berapa banyak waktu dan energi yang harus keluar. Jika saya yakin dampaknya akan baik, saya lakoni. (Page 81)
Pembangunan infrastruktur. Itu adalah syarat dasar sebuah negara untuk berkembang. (Page 146)
Walaupun dalam perjalanannya, kesabaran saya sungguh diuji. Caci maki, protes keras dari pihak yang tak menyukai saya, dan penghinaan terus mengalir. Saya sabar. Tidak banyak menjawab. Mereka yang memprotes dengan keras akan melunak dengan sendirinya setelah waktu memperlihatkan dampak baik dari apa yang sedang dibangun. Biarlah, caci maki adalah bagian dari pendewasaan. (Page 159)
Kita memiliki primadona negeri yang amat memukau. Pertanian. Potensi besar itu sayangnya terpinggirkan menjadi "dunia rakyat nun jauh di sana". Banyak desa pertanian terpuruk sebagai dusun tertinggal. Padahal kita bisa membuatnya hebat dan menjadi lumbung pangan dunia. (Page 194)
"Ayo kita hidupkan pertanian untuk mencapai puncak performanya." (Page 198)
Harus dibangun sebuah mindset baru, bahwa pertanian adalah suatu bidang yang sangat membanggakan, keren, hebat. (Page 203)
Saya selalu menanti ide-ide dari generasi muda yang dinamis dan cerdas untuk merancang suatu konsep yang mampu mengembangkan pedesaan. (Page 207)
Jika diberi kesempatan untuk belajar memasuki ranah agrobisnis, petani akan jauh lebih sejahtera. Mereka bukan hanya bertani, tapi juga bisa mengemas dan menjual sendiri hasil tani mereka. (Page 209)
Berdialog dengan petani selalu membuat saya terharu. Mereka adalah pejuang pangan yang tulus. Mengerahkan tenaga dan bekerja sama dengan alam. Mereka patut mendapatkan perhatian besar agar hidup mereka berkembang. (Page 211)
Bertemu rakyat di pelosok daerah memberi saya energi indah. (Page 223)
Keheningan selalu menciptakan kejernihan berpikir. Setiap hari saya memerlukan waktu untuk sendiri, walau sebentar, di antara riuhnya kesibukan. (Page 253)
Banyak keputusan saya diwarnai ide-ide baru berkat akses informasi yang saya geluti dengan aktif. (Page 258)
Menyelesaikan masalah yang begitu pelik di indonesia tidak bisa lagi dengan gaya kepemimpinan yang serba simbolik dan penuh formalitas. Diperlukan kecekatan, kecepatan, dan kepraktisan dalam kerja. (Page 278)
Selain rapat, saya juga identik dengan perjalanan. Konsentrasi kami, yakni infrastruktur, membuat saya harus sering bepergian ke daerah-daerah, meninjau lokasi-lokasi proyek. (Page 284)
Saya hanya ingin mengatakan, negeri yang sarat masalah ini membutuhkan orang-orang yang mau berpikir positif dan bekerja. (Page 289)
Menghadiri ajang olahraga dalam seketika bisa memantik kegembiraan saya. (Page 293)
Membicarakan misi perdamaian menjadi agenda penting dalam kunjungan saya ke luar negeri. (Page 300)
Hari ini indonesia membangun wadah yang baik, esok membangun karakter unggul. (Page 340)
Sikap iriana sangat menenteramkan hati saya. Sebab, itulah sesungguhnya yang sangat saya khawatirkan, yakni dampak politik terhadap kedamaian keluarga. Nyatanya justru iriana yang menyumbang perasaan damai terhadap diri saya. Betapa ia sosok yang luar biasa. (Page 363)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar