Sebenarnya aku punya instagram sejak duduk di bangku SMK. Kira-kira tahun ... tahun ... tahun berapa aku lupa. Tahun 2013-an mungkin. Tapi, waktu itu, punya Instagram cuma untuk iseng-iseng, gak ada tujuan. Ngerti juga gak. Lambat laun aku mulai enjoy sama aplikasi itu, sampai terkumpul 9.000-an followers yang berujung di-hack tangan-tangan tak bertanggung jawab. Kaget? Iya. Sedih? Jelas. Galau? Apalagi. Namanya juga anak sekolah biasa, bisa ngumpulin followers sebanyak itu uda emejing banget. (Page 11)
THE POWER OF VIDEO
Lumayan banyak komentar positif untuk terus berkreasi dalam bidang video instagram berdurasi 15 detik itu. (Page 15)
Dengan instagram, aku bukan hanya dikenal, aku mampu membiayai keluargaku, juga orang-orang yang kucintai dan orang yang membutuhkan uluran tangan. (Page 19)
Melalui medsos, aku berusaha menyampaikan dakwah ringan dengan caraku sendiri. (Page 23)
Instagram juga bukan ajang untuk rame-rame menghujat orang. Apalagi sampai bikin akun palsu untuk menghina orang lain. (Page 23)
Aku tetep follow orang lain, kok. Gak ampe bikin aku lupa diri dengan mencantumkam o following dan berasa keren. (Page 28)
Hijab membutuhkan proses. Butuh waktu. Tapi, bukan berarti kita bebas menghentikannya kapan saja. (Page 40)
Hidayah Allah itu dijemput, bukan nunggu sampai dateng. Kayak nunggu angkot 04 di tengah malam. Kalau uda tahu wajib, kenapa masih ragu? (Page 42)
Kita cantik apabila berhijab, loh, Girls. (Page 52)
KITA, PARA PEREMPUAN, HARUS SEKOLAH TINGGI-TINGGI DAN BEKERJA KERAS SEBAB BIAYA HIDUP PEREMPUAN TAK MURAH, COY! (Page 75)
KEDUA ORANGTUAKU BISA DIBILANG ORANG YANG LIHAI DAN JAGO AKTING. KENAPA? KARENA MEREKA TAK PERNAH JUJUR DENGAN KESEDIHANNYA. (Page 84)
Ibu adalah bidadari dunia tanpa sayap, kecintaan Allah dan kami. (Page 92)
MEMBAHAGIAKAN ORANGTUA Ala Ricis
1. Jadi anak saleh dan salehah.
2. Mendoakan kedua orangtua.
3. Berprestasi, membuat mereka bangga dengan cara kita sendiri.
4. Menjaga diri. (Page 96-97)
Ayo, baca berita, peduli apa yang terjadi di sekitar kita. (Page 153)
Pilihannya hanya dua, jomblo mulia atau menikah muda? (Page 163)
Kalau pacaran, nanti Allah cemburu. Aku tak ingin membuat Allah cemburu. Pacarannya setelah menikah nanti. (Page 163)
Kadang suka envy (iri), sih, sama yang pacaran, manusiawilah, ya. Tapi, aku lebih bahagia lagi karena aku masih memiliki keluarga dan sahabat yang selalu ada untukku kapan saja. Itu sudah lebih dari cukup. (Page 164)
Itulah mengapa orang selalu menilaiku seperti tak punya masalah. Selalu tersenyum dan terlihat bahagia. Itu karena aku suka senyum dan bersyukur. (Page 175)
Kalo kamu lagi happy, bahagialah secukupnya. Kalo kamu lagi banyak masalah, sedihlah seperlunya. Roda kehidupan ini akan berputar, dan semua akan berlalu. Yang paling penting adalah bersyukur sebanyak-banyaknya 😊 (Page 176)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar