Jumat, 03 April 2020

Semua Ada Hikmahnya

Kata Al-Quran berasal dari bahasa arab yang artinya sesuatu yang dibaca. (Page x)

Kritik sepedas apa pun akan menjadi "gula" untuk mempermanis kepribadian saya yang penuh kelemahan dan kekurangan ini. (Page 5)

Berhati-hatilah dengan karaktermu, karena ia akan menjadi takdirmu. (Page 10)

Kalau ada orang mengaku bahwa dirinya pasti bebas dari virus sombong, itu sombong juga. (Page 14)

Kita harus yakin bahwa ujian berupa masalah tidak akan sepanjang usia. (Page 29)

Kekurangan dirasakan sebagai hiburan secara kebetulan. Kelebihan tidak pernah dijadikan sebagai motif kebanggaan. (Page 45)

Sudahkah kita memberikan banyak manfaat untuk sesama dan lingkungan? (Page 51)

Temanmu adalah orang yang bersikap jujur dan tulus kepadamu, bukan mereka yang selalu membenarkanmu. (Page 52)

Sangat banyak ilmu Allah yang belum kita kuasai. Sangat berjibun urusan dunia yang belum tuntas kita tunaikan. (Page 60)

Penderitaan sehebat apa pun, asal istri mendengar motivasi-motivasi indah dari suaminya, dia akan kukuh bagaikan baja. (Page 64)

Seorang pria mudah marah ketika pasangannya dipuja-puja oleh sesama pria. Sebaliknya, seorang wanita justru merasa bangga manakala pasangannya tampil paksana Arjuna di mata kaumnya. (Page 65)

Semakin luas dan banyak manfaat yang mampu diberikan, semakin berpeluang dia menjadi orang besar. (Page 67)

Siapa yang sehari-hari dekat dengan penyanyi, sangat mungkin suatu saat dia menjadi penyayi. (Page 69)

Dalam sebuah buku harian, Sultan Murad IV (1612-1640) berkisah tentang kekalutan hatinya di suatu malam. (Page 77)

Kemakmuran bukan soal materi. Yang paling penting ialah kebahagiaan dan kepuasan. (Page 85)

Jangan pula sekali-kali kita merendah di depan orang yang sombong. (Page 88)

Islam mengajarkan gaya hidup hemat. Muara gaya hidup boros hanyalah kebangkrutan. (Page 89)

Lebih baik dari sekadar kelincahan pidato adalah keteladanan. (Page 91)

Pemahaman yang salah tentang Islam kebanyakan karena ilmu yang masih dangkal. (Page 93)

Kita butuh orang lain yang dapat menasihati kita, mengingatkan kita, bahkan menegur kita, jika mulai melakukan sesuatu yang melenceng. (Page 99)

"Tak pernah kunikmati manisnya hidup hingga teman dudukku rumah dan buku." Al-Qadhi Al-Jurjani (Page 101)

Kita lupa kalau Al-Quran han hadits itu bukan untuk meneliti kesalahan orang lain, melainkan untuk menguliti diri sendiri. (Page 103)

Bukankah proses keberagaman itu persis orang naik tangga? Kalau baru sampai di pertengahan, yang kita lihat biasanya terbatas. Ya, hanya gedung itu-itu saja. Pengetahuan kita masih minim, sehingga mudah kaget dan ribut. Tetapi, begitu sampai di puncak, pandangan kita menjadi luas. Kita telah melampaui seluruh pemandangan di bawah dengan mata kepala sendiri. Hasilnya, hati dan pikiran menjadi terbuka dan mudah memaklumi. (Page 107)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar