Kamis, 28 November 2019

100 Tokoh yang Mengubah Indonesia

"Tentara yang tidak mendapat dukungan rakyat pasti kalah." A.H. Nasution (Page 1)

"Ada empat misteri Tuhan di dunia ini; yaitu jodoh, rezeki, umur, dan ..... Gus Dur" (Page 11)

Kemampuan diplomasi adam malik tak lepas dari profesinya sebagai wartawan, (Page 15)

Adam Malik merupakan sosok otodidak yang reputasinya mendunia. (Page 15)

"Melukis bisa bebas, tapi hidup perlu diatur." Affandi (Page 19)

"Kami berbicara soal bisnis sepanjang waktu bersama keluarga." Achmad Bakrie (Page 29)

"Saya senang kamu gagal. Kau harus tahu arti kegagalan, agar nanti berhasil." Achmad Bakrie (Page 30)

Chairil Anwar yang tidak tamat MULO (SMP) ini selalu mengedit ulang karyanya. (Page 55)

"Aku tak dapat meninggalkan apa-apa kepada anak-anakku. Aku hanya meninggalkan nilai-nilai yang idiil." Djokosoetono (Page 67)

"Kita diberi makan bukan hanya karena kita dibutuhkan susunya." H.O.S. Tjokroaminoto (Page 75)

"Tjokroaminoto adalah salah satu guru saya yang amat saya hormati. Kepribadian dan islamismenya sangat menarik hati saya." Ir. Soekarno (Page 78)

Selama dalam tahanan, dia (Hamka) sempat menyelesaikan tafsir Alquran yang dikenal dengan nama 'Tafsir Al-Azhar'. (Page 80)

"Saya mau berbisnis selama Tuhan mengizinkan. Dan saya ingin, kalau nanti mati, jangan pakai sakit." Ibnu Sutowo (Page 86)

Pada usia 17 tahun, pada saat remaja lain sedang mencari identitasnya, ia (Ismail Marzuki) telah membuktikan kemampuannya dengan mengarang lagu sendiri. (Page 91)

"Miliki dulu harga diri, tanpa itu kita akan menjadi robot." Jakob Oetama (Page 95)

Pangeran muda ini (Ki Hadjar Dewantara) lalu aktif menulis di pelbagai suratkabar, sambil bekerja di apotek rathkamp yogyakarta. (Page 109)

"Bisnis itu tidak boleh atas dasar uang, tapi harus atas dasar barang." Liem Sioe Liong (Page 122)

"Demokrasi bisa tertindas sementara karena kesalahannya sendiri. Tetapi setelah ia mengalami cobaan yang pahit, ia akan muncul kembali dengan keinsyafan." Mohammad Hatta (Page 134)

"Sebagai segelintir orang yang terdidik, kamu harus memerdekakan bangsamu!" Dr. Van Bessem kepada Mohammad Natsir (Page 138)

Meski rezim soekarno berganti ke rezim soeharto, natsir gagal menghidupkan kembali masyumi. Begitu pula pemberlakuan syariat islam yang diperjuangkannya, tetap tidak terwujud sampai akhir hayatnya pada tanggal 7 februari 1993. (Page 140)

"Ada kesan, pemerintah beranggapan masyarakat itu bisa dimanipulasi." Munir (Page 145)

"Agama yang tidak bisa bertahan terhadap ilmu dan teknologi, bukan agama lagi." Nurcholish Madjid (Page 152)

"Tidak mungkin sebuah negara berdiri zonder (tanpa) tentara," Oerip Soemohardjo (Page 159)

"Orang yang moralnya kuat karena apa? Karena pengalaman. Ia belajar dari pengalaman." Pramoedya Ananta Toer (Page 163)

Pram, panggilan akrabnya, memiliki pengaruh yang kuat di kalangan aktivis prodemokrasi, melalui novel-novel yang ditulisnya. (Page 163)

Ia (Pram) mulai menulis sejak ia duduk di sekolah rakyat. (Page 163)

"Rasa ketertarikan saya ke agama (islam) sama beratnya dengan musik," Rhoma Irama (Page 169)

"Menulis itu merupakan kewajiban." Sartono Kartodirdjo (Page 173)

"Belajar menahan penderitaan berguna bagi hidup di kemudian hari. Suatu kelak, boleh jadi kita akan mengalami yang lebih hebat dari ini." Jendral Sudirman (Page 193)

"Tidak nasionalis kalau hanya melukis perempuan cantik dan pemandangan alam." Soedjojono (Page 199)

"Saya mengusulkan kita perkecil saja jumlah kendaraan (partai). Caranya kita parkir saja kendaraan sendiri. Lantas, kita naik ke dalam kendaraan yang jumlah dua atau tiga buah saja." Soeharto (Page 201)

"Kita tidak pernah melihat wajahnya (Soeharto) yang benar-benar marah, tapi keputusan-keputusannya sangat menakutkan." Ninik L. Karim (Page 205)

Baginya (Sumitro Djojohadikusumo), pernikahan Prabowo dengan Siti Hediyati pada Mei 1983, hanyalah 'historical accident'. (Page 223)

"Indie verloren, rampspoed genoren" (kehilangan Hindia, lahirnya malapetaka) Van Deventer (Page 256)

"Otoritas hanya milik Tuhan." W.S. Rendra (Page 265)

"Keberhasilan Astra berkat kerja keras seluruh karyawan dan rahmat Tuhan, bukan karena keberhasilan saya pribadi." William Soerjadjaja (Page 277)

"Saya bukan saja membela terdakwa, tapi terutama kebenaran dan keadilan." Yap Thiam Hien (Page 282)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar