Minggu, 31 Mei 2020

99 Tanya Jawab Seputar Shalat


Mazhab Maliki: Makruh hukumnya membaca doa iftitah. Orang yang melaksanakan shalat langsung bertakbir dan membaca al-Fatihah, berdasarkan riwayat Anas bin Malik, ia berkata: “Rasulullah Saw, Abu Bakar dan Umar mengawali shalat dengan Alhamdulillahi Rabbil'alamin". (HR. al-Bukhari dan Muslim). (Page 20)

Mazhab Maliki: Makruh hukumnya membaca Ta'awwudz dan Basmalah sebelum al-Fatihah dan Surah berdasarkan hadits Anas: “Sesungguhnya Rasulullah Saw, Abu Bakar dan Umar mengawali shalat mereka dengan membaca alhamdulillahi rabbil'alamin". (Page 24)

Pertanyaan 41: Ketika shalat, apakah Rasulullah Saw hanya membaca di dalam hati, atau dilafazkan? Jawaban: Rasulullah Saw tidak hanya mengucapkan di dalam hati, akan tetapi beliau melafazkannya, (Page 58)

Thuma'ninah adalah tenang setelah satu gerakan. Atau tenang setelah dua gerakan, kira-kira terpisah antara naik dan turun. Minimal Thuma'ninah adalah anggota tubuh merasa tenang, misalnya ketika ruku', kira-kira terpisah antara naik dan turun, sebagaimana pendapat Mazhab Syafi'i. Dapat diukur dengan kadar ingatan wajib bagi orang yang mengingat. Adapun orang yang lupa kira-kira pada kadar minimal tenang, sebagaimana pendapat sebagian Mazhab Hanbali. Pendapat Shahih menurut mazhab adalah: tenang, meskipun sejenak. Atau tenangnya anggota tubuh kira-kira satu tasbih pada ruku' dan sujud, dan bangun dari ruku' dan sujud, demikian menurut pendapat Mazhab Hanafi. Atau tenangnya anggota tubuh pada waktu tertentu dalam semua rukun shalat, sebagaimana pendapat Mazhab Maliki. (Page 58)

“Sesungguhnya Tuhan kamu Maha Hidup dan Maha Mulia, Ia malu kepada hamba-Nya apabila hamba itu mengangkat kedua tangan kepada-Nya, lalu la menolaknya dalam keadaan kosong". (HR. Abu Daud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, dari Salman al-Farisi). (Page 68)

Telah diriwayatkan kepada kami dalam Shahih Muslim dari Tsauban, ia berkata: Rasulullah Saw ketika selesai shalat, beliau beristighfar tiga kali dan mengucapkan: “Ya Allah, Engkaulah Maha Keselamatan, dari-Mu keselamatan, Maha Berkah, wahai Pemilik Kemuliaan dan Keagungan". Dikatakan kepada al-Auza'i -salah seorang perawi hadits-“Bagaimanakah beristighfar itu?". Beliau menjawab, “Aku memohon ampun kepada Allah, aku memohon ampun kepada Allah". (Page 71)

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya ketika ia sujud, perbanyaklah doa". (HR. Muslim). (Page 88)

“Tidak boleh membuat-buat doa yang tidak ma'tsur (bukan dari al-Qur'an dan Sunnah), kemudian diucapkan dalam bahasa asing (bukan Arab), tidak ada perbedaan pendapat dalam masalah ini, shalat menjadi batal disebabkan perbuatan tersebut”. Imam an-Nawawi (Page 89)

Shalat Shubuh memiliki sunnat Oabliyyah dua rakaat, disebut Sunnat Fajar atau Sunnat Shubuh atau dua rakaat Fajar”. (Page 94)

Pertanyaan 71: Waktu hanya cukup shalat dua rakaat, antara Tahyatalmasjid dan Qabliyah, apakah shalat Tahyatalmasjid atau Qabliyah? Dalam kasus seperti ini disyariatkan agar melaksanakan shalat sunnat Rawatib (Qabliyah), sudah tercakup di dalamnya shalat Tahyatalmasjid. Sama halnya jika seseorang masuk ke dalam masjid, ia dapati shalat wajib sedang dilaksanakan, maka ia langsung ikut menyertai shalat wajib bersama imam, tidak perlu lagi shalat Tahyatalmasjid, berdasarkan hadits: “Apabila shalat wajib dilaksanakan, maka tidak ada shalat lain kecuali shalat wajib". Hadits riwayat Muslim dalam Shahihnya. (Page 95)

Dalam shalat seorang hamba merasakan kedekatan dengan Allah Swt, ia mengadukan semua keluh kesah hidupnya, ia hadapkan semua persoalan hidupnya kepada Dia Yang Maha Besar Pencipta langit dan bumi, sehingga semua terasa kecil di hadapan-Nya. (Page 102)

Shalat membentuk kepribadian muslim yang bebas dari penyakit hati, diantaranya kesombongan. Dalam shalat seorang muslim dilatih melepaskan dirinya dari sifat angkuh dan sombong, betapa tidak, ia berada dalam satu shaf dengan siapa saja, tidak melihat derajat dan status sosial. Ia menempelkan tempat yang paling tinggi dan mulia pada tubuhnya, ia tempelkan ke tempat yang paling rendah, ia menempelkan dahinya ke lantai. la sedang menyelamatkan dirinya dari sifat sombong yang dapat menghalanginya menuju surga Allah Swt. (Page 103)

“Siapa yang terlupa shalat, maka ia wajib melaksanakannya ketika ia ingat. Tidak ada yang dapat menebus shalat kecuali shalat itu sendiri". (HR. Muslim). (Page 103)

Dosa besar yang kedua puluh adalah meninggalkan shalat secara sengaja. (Page 106)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar