Lakuin apa yang menurut lo benar, (Page 30)
Ah, dasar Yuna. Kalo nggak bisa, harusnya nggak usah maksain kehendak, (Page 56)
Buku yang dibaca buku kedokteran, (Page 67)
Lo tahu sendiri kepala dia udah pusing sama urusan OSIS, (Page 76)
Sabar. Sepandai-pandai tupai melompat, suatu saat pasti jatuh. Jadi tunggu aja. (Page 88)
"Kita mulainya ntar sore. Gue mau tidur dulu." Yuna berdiri dari duduknya membawa semua buku turun kembali ke kamarnya. (Page 98)
Ya, memang susah ditebak. Kadang nurut, kadang keras kepala, saat tertentu ia tertawa riang dan tak beberapa lama kemudian berubah sedih jika sesuatu mengganggu pikirannya, (Page 111)
Rasa bahagia tidak dapat ia sembunyikan ketika melihat nama Yuna di layar ponselnya. (Page 123)
Pesan suara yang dikirimkan Yuna masih terngiang di telinganya. Suara manja dengan keluh kesah itu begitu ia rindukan. (Page 131)
Ravel beranjak tidur. Melupakan kelelahannya seharian tadi. (Page 131)
Yuna menangis dalam diam. (Page 154)
Yuna mematung di tempat ia berdiri. Terkejut, Ravel menciumnya tiba-tiba. (Page 173)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar