Minggu, 08 Desember 2024

SEJARAH TOKOH BANGSA


Orang tua (Haji Agus Salim) yang sangat pandai ini, seorang jenius dalam berbagai bidang bahasa, mampu bicara dan menulis paling sedikit 9 bahasa dengan sempurna, mempunyai 1 kelemahan, yaitu selama hidupnya melarat. (Page 156)

Si vis pacem para bellum
(Kalau menghendaki damai haruslah bersiap-siap untuk perang). (Page 181)

Mohammad Roem hampir sepenuhnya berada dalam dunia diplomasi, suatu dunia nonpersenjataan yang ikut memberikan andil tidak kecil bagi kemerdekaan Indonesia, justru pada saat-saat senjata fisik Indonesia tidak lagi berbicara banyak. (Page 244)

Ia lantas menjadi salah seorang anggota 'Black White Jazz Band', sebuah grup band pimpinan van Eldik yang laris dengan nama yang menggambarkan para pemainnya terdiri atas pribumi dan kulit putih. Supratman sendiri sebagai pemain biola. (Page 302)

Lagu (Indonesia Raya) yang nadanya mirip dengan 'La Marseilles' itu. (Page 319)

"Permintaan batin kita ialah Allah SWT menjadikan lagu INDONESIA RAYA ini menjadi lagu kebangsaan, lagu bangsa kita sampai akhir zaman." Presiden Soekarno (Page 325)

Masyrakat Islam yang ingin dibentuk oleh HOS Tjokroaminoto adalah masyarakat Islam seperti dalam kebesaran Khalifah ar-Rasyidin, dan cara mencapainya adalah dengan jalan politik. (Page 342)

Kita mengetahui bahwa organisasi Islam pertama di Indonesia, Sarekat Islam (1950), adalah suatu organisasi yang bergerak dalam bidang ekonomi dan perdagangan. (Page 350)

Dengan berdirinya Bank Muamalat, Muhammadiyah dengan wilayah-wilayahnya dapat memelopori berdirinya perkreditan syari'at, yang merupakan usaha untuk membantu bakul-bakul kecil. (Page 351)

Jam'iyyah NU yang didirikan Hasyim Asy'ari pada tahun 1926 kini masih tetap menjadi organisasi Islam paling berpengaruh di seluruh pelosok Indonesia, terutama di Jawa Timur (Page 371)

Organisasi ini (NU) merupakan salah satu inti penting dalam PPP sehingga NU masih tetap memberikan pengaruh signifikan dalam percaturan dan struktur politik di Indonesia hingga dewasa ini. (Page 372)

Ia (Hamka) berangkat ke jawa pada tahun 1924. Pada waktu itu ia telah berumur 15 tahun. Di tanah jawa inilah ia mulai menerima ide gerakan sosial politik. Melalui Ja'far Amrullah, pamannya, ia mengikuti kursus-kursus yang diselenggarakan Sarekat Islam (SI) di Yogyakarta. Dalam kursus ini ia mendengar ceramah mengenai sosialisme Islam dari Tjokroaminoto, sosiologi dari R.M. Suryopranoto, dan keislaman dari H. Fachrudin, tokoh Muhammadiyah. (Page 388)

Mereka (tokoh-tokoh SI) juga memberikan pengetahuan bahwa Islam adalah suatu perjuangan, suatu pendirian yang dinamis. (Page 389)

Bagi Buya Hamka, Medan adalah sebuah kota yang penuh kenang-kenangan. Dari kota ini ia mulai melangkahkan kakinya menjadi seorang pengarang yang melahirkan sejumlah novel dan buku-buku agama, falsafah, tasawuf, dan lain-lain. Di sini pula ia memperoleh sukses sebagai wartawan dengan majalah PEDOMAN MASYARAKAT. (Page 394)

Setelah orde baru, Hamka kembali ke hidupnya semula; mubaligh, pengarang, pemimpin umum PANJI MASYARAKAT. (Page 405)

Ketika revolusi iran, ia (Hamka) diundang untuk menyampaikan pidato di hadapan parlemen Iran. (Page 405)

Posisi Hamka di tengah-tengah masyarakat memang kritis. Tampaknya cuma ia yang berhasil melaksanakan tugas ini tanpa kehilangan independensinya sebagai ulama. (Page 407)

Selain karena putera KH. Hasyim Asy'ari, Wahid Hasyid sangat cerdas dan gemar sekali membaca. (Page 409)

Nama Hasyim Asy'ari sangat dikenal luas dan dihormati, bukan saja karena dia pendiri dan sekaligus pengasuh pondok pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, melainkan ilmunya memang sangat dalam. (Page 410)

Hasyim Asy'ari diceritakan memiliki lebih dari satu istri. (Page 411)

Berkat kecerdasan dan kegemarannya membaca ia (wahid Hasyim) menguasai banyak hal secara otodidak. Pada usia 16 tahun ia sudah mampu mengajar beberapa kitab, (Page 412)

Penguasaan lainnya, seperti menulis huruf latin, bahasa belanda, dan inggris, diperoleh dengan jalan berlangganan majalah dan membaca buku-buku yang ditulis dalam huruf latin (Page 412)

"Sejak pertama kali tentara jepang mendarat ke tanah Indonesia sampai angkatan senjata Dai Nippon tidak berdaya lagi, maka saya berulang-ulang ditangkap dan keluar masuk concentratiekamp gang tengah semata-mata karena ketetapan hati mencari jalan untuk kemerdekaan rakyat dan pembentukan Republik Indonesia yang unitaris dan demokratis." Muhammad Yamin (Page 456)

Sejarah menyerahkan sepenuhnya kepada manusia untuk menilai berdasarkan nalar dan bahan apa adanya. (Page 473)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar