Rabu, 25 Desember 2024

TUHAN TIDAK PERLU DIBELA


Tulisan-tulisan yang terkumpul dalam buku ini diambil dari kolom-kolom Gus Dur di majalah Tempo dasawarsa 1970-an dan 1980-an. (Page v)

Menurut Gus Dur, penerjemahan agama dalam realitas kehidupan, baik melalui aksi maupun dalam bentuk penafsiran atas teks-teks yang dipandang suci tak perlu "mengatasnamakan Tuhan" atau "demi kehendak Tuhan", dan apalagi "untuk membela Tuhan", tetapi seharusnya atas dasar kepentingan manusia dan kemanusiaan itu sendiri. (XXXV)


Catatan harian Ahmad Wahib ternyata menimbulkan heboh juga. (Page 31)

Ruang utama masih seperti toko buku loakan. (Page 51)

Guru adalah 'orang tua' yang dalam bahasa Arab disebut syaikh dalam bahasa Jawa disebut kiai. (Page 55)

Berarti Ken Arok termasuk barisan sejumlah pangeran yang memiliki status tersendiri, yakni 'lembu peteng', anak yang tidak diakui sah sebagai pewaris tahta, (Page 153)

Perbedaan pendapat akan diayomi, selama tidak berarti robohnya tatanan. (Page 155)

Praktik baru ini dinamakan sistem tebasan, di mana petani pemilik sawah menjual hasil tanaman di sawahnya kepada seorang penebas (pemborong) menjelang panen. (Page 165)

Perjuangan kemerdekaan adalah panggilan hidupnya (Bung Hatta), tanpa memperhitungkan satu kali akan 'tertinggal kereta api' oleh teman-temannya yang hanya memikirkan karier pribadi. (Page 173)

Marilah upaya di bidang pertanian kita pusatkan pada pemenuhan kebutuhan pangan pokok oleh rakyat dengan tidak menyampingkan usaha sampingan lainnya, (Page 180)

Seperti halnya kemerdekaan, demokrasi dalam artian sebenarnya, terlepas predikat apapun yang dilekatkan padanya, tidak akan datang begitu saja dengan sendirinya. Ia haruslah dicapai dengan pengorbanan. (Page 224)

Dunia politik Amerika Serikat mempunyai kisah unik yang sering diulang-ulang. Seorang muda berbakat dan memiliki kepemimpinan potensial, berhasil meraih kedudukan anggota kongres. Atau menjadi senator negara bagian. Kemudian menanjak menjadi senator nasional. Setelah cukup lama, menjadi eksekutif dalam jabatan gubernur negara bagiannya. Pola lokal, nasional, kemudian kembali ke daerah, mematangkan kepribadiannya. Hingga akhirnya ia dipandang potensial menjadi Presiden. (Page 253)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar