Seayat ilmu, sepenuh cinta, setumpuk rasa surga berhimpun. (Page v)
Sebab sejatinya, setiap nasihat yang tertutur adalah untuk diriku, jiwa yang paling berhajat untuk dipertanggungjawabkan pandangan, perkataan, dan hatinya. (Page vii)
Bila ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun jika ingin dikenal dunia, maka menulis adalah jalannya. (Page 1)
Jika ada tamu tak beranjak pergi setelah memenuhi hajatnya, ia (Abu Zakaria Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain Ad-Dimasyqiy/Imam Nawawi) akan memberi setumpuk naskah untuk dibaca. Agar tak ada yang mengganggunya. (Page 3)
Ia (Imam Nawawi) bahkan pernah, tidak merehatkan punggungnya menyentuh lantai selama 2 tahun. Ia hanya tidur bersandar. Menurutnya, dunia terlalu singkat untuk diisi dengan tidur. (Page 4)
Maka segera siapkan keabadian kita. Mulailah menulis. (Page 5)
Maka jangan menunda. Semua kebaikan yang bisa kita lakukan hari ini, sekecil apa pun itu, lakukanlah! (Page 10)
Ia rajin menghadiahkan untukku buku-buku salaf. (Page 15)
Maka berbahagialah, ketiganya (orangtua, istri, dan sahabat) adalah nikmat terindah. Inilah surga sebelum surga. (Page 18)
Bagi para perindu, rindu adalah bahan bakar agar jiwa semakin tunduk pada ketaatan. (Page 21)
Setelah Allah & Rasul-nya, ibu adalah sosok yang paling layak mendapat khidmat terbaik kita. (Page 28)
Bila Allah menjaga hamba, maka tak satu pun yang mampu mencelakakannya. (Page 31)
Ia mengerjakan salat malamnya hingga subuh menjelang. (Page 37)
Bagi para perindu, seluruh penilaian manusia tidaklah penting, yang penting adalah apa kata Allah. (Page 39)
Tundukkanlah pandangan, tarbiahkanlah hati, dan hiasilah dunia dengan ilmu. (Page 64)
"Jika seseorang menghina saudara mukminnya atas suatu dosa, dia tak akan mati sampai Allah mengujinya dengan dosa yang semisal dengannya." Imam Ahmad ibn Hanbal (Page 68)
Jemputlah keajaiban dengan doa, jangan berputus asa. (Page 71)
Tidaklah mungkin seorang hamba akan kecewa bila ia gantungkan segala asa dan mimpi kepada Rabb-nya. (Page 74)
Jangan berhenti merayu kepada Allah, sekalipun segala bentuk ketidakmungkinan hadir menghantui pandangan. (Page 74)
Doa itu adalah bincang mesra pada-Nya. Maka teruslah berbincang mesra, hingga doa itu menjadi kebutuhan dan deru jiwa kita. (Page 75)
Bermunajatlah, maka kita akan merengkuh keajaiban. (Page 75)
Maka meminta apa pun, selama itu adalah kebaikan, tak terlarang di sisi yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahkan kita dianjurkan banyak meminta. (Page 78)
Setiap helaan napas doa adalah kekuatan. (Page 78)
Hidup mulia di atas sampan syukur berdayung sabar, dan tiba di dermaga nirwana yang abadi. (Page 86)
Betapa bahagia mereka yang selalu menengadahkan tangan meminta, tanpa ada keraguan sedikit pun. Sebab, bagi mereka doa adalah melawan kemustahilan. (Page 88)
Bahwa ketetapan Allah selalu indah tepat pada waktunya. (Page 92)
Maka pada keindahan surga sebelum surga, betapa butuhnya jiwa kita pada ilmu dan hikmah. Agar tetap lurus kaki menapak. (Page 95)
Tak ada yang keluar dari lisannya, kecuali hanya ilmu dan kebaikan. (Page 102)
Bila kebaikan adalah jalan kemuliaan, teruslah berbuat baik tanpa merasa paling baik. (Page 108)
Bukankah ibadah itu dibangun di atas 3 fondasi; takut, harap, dan cinta. (Page 153)
Bahwa selagi takdir masih terhijab, maka keyakinan kepada Allah tidak akan berkurang sedikit pun. (Page 157)
Sabar dan yakin adalah 2 kunci keberhasilan. (Page 165)
Cerita terbaik adalah hidup yang berwarna-warni. (Page 167)
Sehebat apa pun rencana yang kita siapkan, tak akan terjadi jika Allah tidak menghendaki. (Page 174)
Kesabaran adalah kendaraan yang tidak pernah lelah melaju. (Page 178)
Dalam kondisi terhimpit, nafsu bergejolak, dan iman melemah, Allah selalu ada dengan jalan indahnya. (Page 181)
Istigfar wajib dilazimkan di setiap kondisi. (Page 207)
Bagi para perindu, bolak-balik dosa adalah keniscayaan, maka bolak-balik istigfar pun menjadi keharusan. Sebab, tak ada yang dapat memastikan istigfar telah sampai, tak ada yang mampu menggaransi tobat sudah diterima. Maka jawablah kekhawatiran itu dengan istigfar demi istigfar, sesungguh-sungguhnya tobat. (Page 207)
Selama ini, dia menetap di serambi masjid bersama-sama sahabat fakir lainnya. (Page 208)
Segala bentuk rindu harusnya dilakukan dalam sujud yang panjang. (Page 209)
Menuntut ilmu adalah kemudahan jalan menuju surga. (Page 213)
Siang hari kami berkeliling ke para masyaikh (guru) dan malam hari kami gunakan untuk menulis dan mengoreksi catatan kami. (Page 214)
Bagi para perindu, setapak ilmu memang berat, tapi akan mudah bila Allah telah dilibatkan dalam perjalanan. (Page 217)
Ayat-ayat yang tertartil, tertadaburi, terhafalkan, dan teramalkan, membuat hati kian lembut untuk menerima petunjuk-Nya. (Page 220)
Ia (zikir) adalah amalan yang begitu ringan untuk dilakukan, hanya bermodal lisan, tanpa menguras habis harta, tenaga, atau pun waktu. (Page 222)
Beliau (Sakinah binti Husain) menjaga puasa sunnahnya kurang lebih selama 40 tahun. (Page 227)
Ketika ajalnya tiba, beliau dalam keadaan berpuasa. (Page 227)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar