Akankah manusia yang berasyik-masyuk dengan Tuhan, Yang Maha Pengasih – Penyanyang sekaligus Mahakuasa – bisa kesepian? (Page xi)
Manusia, menurut Rumi, harus berjuang dalam mengembangkan kepribadiannya, sehingga mampu berada di dalam takdir itu sendiri, (Page xxii)
Zikir adalah padanan lahir dan dalam bentuk kata-kata. (Page xxvii)
Melalui puisi-puisinya, Rumi mengatakan, bahwa pemahaman atas dunia hanya mungkin lewat cinta, bukan semata-mata dengan kerja yang bersifat fisik. (Page xxvii)
Menurut Rumi, manusia senantiasa tidak puas. Nafsu selalu ingin terpenuhi. Karena itu, ia harus bertarung melalui segala usaha dan ambisi. Namun, baru dalam cintalah ia akan mendapatkan kepuasan. (Page xviii)
Jalan mencapai kesucian hati adalah kerendahan hati (Page 21)
Jangan berkeluh-kesah. Apa pun yang hilang darimu, kembali juga padamu, dalam wujud yang lain. (Page 34)
Berikan apa yang harus diberikan, mumpung kematian belum merampas darimu, apa yang diberikan padamu. (Page 37)
Kepahitan adalah pembuka jalan kenikmatan. (Page 38)
Kau dilahirkan dengan sayap. Kenapa mesti merayap dalam hidup? (Page 50)
“Hai Ibrahim, engkau sahabat-Ku, dan Aku sahabatmu. Maka jangan berpaling dari-Ku …” (Page 58)
Aku milik-Mu. Jangan kembalikan diriku kepadaku. (Page 63)
Cintai setiap orang agar kau selalu dikelilingi bunga-bunga di taman. (Page 71)
Kerja, terus gali sumurmu, jangan pikir istirahat, air ada di suatu tempat di sana (Page 75)
Lebih kosong, jadilah bambu. Lalu, seperti pena, tulis banyak rahasia-Nya. (Page 77)
Datanglah. Meski telah kau langgar janjimu seribu kali. Datanglah, dan datanglah lagi. Kumpulan kita bukan kafilah keputusasaan. (Page 102)
Jangan pernah merasa kesepian, semesta alam ada dalam dirimu. (Page 105)
Berhentilah mencari bebungaan di luar sana, ada taman di rumahmu sendiri. (Page 124)
Cinta berasal dari Yang Tak Terbatas, dan kan terus ada dalam keabadiaan. Pencari cinta bebas dari rantai kelahiran dan kematian … (Page 131)
Sembahyang menghapus kabut dan mengembalikan kedamaian kepada jiwamu. (Page 149)
Hanya dari hatimu kau bisa sentuh langit. (Page 160)
Pergilah mengetuk pintu hatimu sendiri. (Page 171)
Temukan rasa manis dalam hatimu sendiri. Nanti kan kautemukan rasa manis di semua hati. (Page 184)
Jangan pernah kehilangan harapan. Wahai hatiku. Keajaiban ada dalam yang tak terlihat. (Page 194)
Kau terlalu lemah. Pasrahlah pada Keberlimpahan. (Page 199)
Jangan puas dengan kisah-kisah, tentang apa yang telah terjadi dengan orang lain. Sibak mitos dirimu sendiri. (Page 200)
Taklukkan egomu. Maka kegelapan dalam dirimu akan menjelma cahaya. (Page 206)
Diamlah, hanya Tangan Tuhan yang bisa mengangkat beban-beban hatimu. (Page 223)
Jika kau temui Aku tak di dalam dirimu, maka kau takkan pernah temukan-Ku. Karena, Aku selalu bersamamu, sejak permulaan. (Page 227)
Karena kuasa cinta Tuhan, jasad dari lempung bisa terbang ke langit (Page 235)
Kita lahir dari cinta. Cinta adalah ibu kita. (Page 258)
Penderitaan adalah hadiah. Di dalamnya tersembunyi kasih. (Page 273)
Karena terpesona akan pancaran mata anak itu, dan benih kejeniusannya, Fariduddin Attar (Sufi Penyair) menghadiahkan pada si bocah (Rumi) sebuah kitab tasawuf, yaitu Asrar-Nama (Kitab Rahasia-Rahasia). (Page 282)
Pergaulannya yang luas ini membuat Rumi memahami sumber-sumber kelemahan dan kekuatan manusia. (Page 284)
Karya-karya Rumi luar biasa banyaknya, dan sangat mengagumkan, karena masa kepenyairan Rumi tergolong singkat, hanya 27 tahun. A.J. Arberry menghitung, kurang lebih Rumi menulis sajak yang jumlah baitnya tidak kurang dari 34.662 bait. Sajak-sajaknya itu terkumpul dalam MATSNAWI (6 jilid), (Page 289)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar