Buku ini adalah sebuah perjalanan spiritual saya pribadi dalam mengenal Allah lebih dekat, (Page v)
Hari demi hari, saya selalu menulis segala paham yang saya dapatkan, sedikit demi sedikit. Apa pun itu, saya tulis. (Page v-vi)
Tiada guru yang mendampingi saya. (Page 2)
Guru itu tiada saya dapatkan. (Page 3)
Semua ilmu yang diberikan benar-benar sukarela, tanpa harus mengangkat Pak Pur sebagai guru. (Page 4)
Saya benar-benar dibersihkan Allah ketika istiqamah Ber-Dzikir Nafas. (Page 5)
Saya semakin gila ber-dzikir kepada Allah. Semakin lama, berkuranglah rasa takut terhadap masalah yang sedang saya hadapi. (Page 10)
Saya pun bergabung di grup Whatsapp Dzikir Nafas, (Page 13)
Semakin beriman akan semakin diuji. (Page 22)
Beruntunglah kita yang diuji, (Page 23)
Surat An-Nisa: 103, maka apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. (Page 29)
Raga/jasad beraktivitas, jiwa terus ber-dzikir kepada Allah. (Page 30)
Semakin kita berbagi pengalaman, akan semakin banyak pemahaman yang Allah berikan. (Page 31)
Bentuk penyerahan diri total pada Allah; hanya mengharapkan ridho Allah. (Page 33)
Jiwa ini ber-dzikir pada Allah, dan tubuh ini mengikuti apa-apa yang dikehendaki Allah. (Page 34)
Jangan memikirkan apa pun, selain menyadari Allah. (Page 36)
Saat Allah memberikannya kelebihan harta, ilmu, dan kedudukan, tiada membuatnya sombong dan berbangga diri. Karena ia selalu ber-dzikir (sadar Allah). Ia menyadari, semua ini dari Allah. Apa yang mau disombongkan? Ia akan selalu bersyukur. (Page 45)
Layaknya mengikuti nafas (pasrah) dalam kehidupan sehari-hari, kita akan terbiasa pasrah dalam mengikuti kehendak Allah. (Page 47)
Apabila kau ber-dzikir tidak membuatmu mendekat kepada Allah, mungkin bukan dzikir-mu yang salah, tetapi niatmu. (Page 50)
Sesungguhnya rencana-Nya lebih indah dari yang kau inginkan. (Page 52)
Tidakkah kau tau, Allah sayang padamu. (Page 53)
Dan berpegang teguhlah pada Allah. Jangan mempersekutukan Allah dengan selain-Nya. (Page 53)
Jangan pernah merasa jengkel, ketika ada yang meminta. (Page 63)
Dzikir nafas, yaitu berdzikir di dalam hati, tidak bersuara, dan akan menghindari kita dari lalai, karena kita senantiasa ber-dzikir kepada Allah di setiap embusan nafas. (Page 64)
Jadi, bagaimana mendapatkan terang dalam kegelapan? Istirahatkanlah dirimi… berserah dirilah. (Page 74)
Pada saat diam, ber-dzikir nafasalah sesuai keluar masuk nafas maka kesadaran kita kepada Allah akan aktif. (Page 75)
Sungguh orang yang tidak sholat adalah orang yang sombong dan durhaka, karena merasa tidak membutuhkan Allah. (Page 76)
Hikmah dari setiap kejadian adalah pelajaran dari Allah. Jadi, kita harus bisa memahami apa maksud Allah dari setiap kejadian. (Page 78)
Jadi, saat kita memberi, sesungguhnya kita juga menerima, bahkan lebih dari apa yang kita berikan, yaitu doa yang ikhlas dari si penerima. (Page 79)
Dengan sadar Allah, terhindar dari dosa (Page 79)
Dengan menyadari Allah setiap saat, kita akan senantiasa bersama Allah setiap saat. (Page 84)
Ketika jiwa sibuk terus ber-dzikir kepada Allah maka jasad pun akan turut ber-dzikir kepada Allah. (Page 88)
Huu… Allah (Dialah Allah) (Page 92)
Masalah adalah jembatan menuju kebahagiaan dan hikmah (Page 94)
Carilah guru yang benar-benar ikhlas. Jangan melihat siapa dia, tapi lihat keikhlasannya. (Page 96)
Dengan berserah diri, kita akan diilhamkan Allah (Page 98)
Allah tidak pernah mempermainkan kita. (Page 105)
Dalam menempuh perjalanan, dibutuhkan kesabaran. (Page 105)
Ketika kita khilaf (lupa) maka kita bisa bertanya atau belajar dari tulisan kita sendiri. (Page 119)
Kita bisa menanyakannya kepada Allah, melalui ayat-ayat-Nya. (Page 141)
Allah memberikan jawaban melalui ayat-Nya, (Page 141)
Ber-dzikir nafas-lah ketika menghadapi orang yang marah (Page 147)
Orangtua harus banyak bersyukur pada anak-anaknya. Jangan banyak menuntut… harus begini, harus begitu. Mentang-mentang orangtua lantas menuntut hak, anak harus berbakti, sehingga anak berbakti pun terpaksa, jadi tidak ikhlas. (Page 158-159)
Jangan melihat orang lain. Allah sedang membentukmu, mendidikmu, membimbingmu. (Page 164)
Kalau ingin diubah Allah, kita dahulu yang harus mengubah diri ini. (Page 183)
Dengan dzikir nafas, kita akan bisa terus-menerus sadar Allah, di mana pun, kapan pun, dan saat bagaimana pun. (Page 192)
Kita harus memahami, perintah Allah setelah sholat, yaitu ber-dzikir (ingat Allah banyak-banyak). (Page 195)
Jika ada seseorang yang membencimu, berprasangka baik saja. (Page 204)
Apa lagi yang ditakutkan dan disedihkan? Karena, engkau bersama Allah. (Page 211)
Jadikanlah dunia sebagai jembatan untuk menuju pada-Nya. (Page 214)
Ia (Denny Delonge) selalu ber-dzikir nafas ketika hendak tidur. Alhamdulillah, begitu banyak perubahan dan faedah dalam hidup untuk lebih giat beribadah kepada Allah. (Page 220)
Silahkan menghubungi Pak Pur di 081567722299, minta bergabung di grup Whatsapp dan kita belajar bersama. (Page 220)
Jika ada pemahaman bersatu dengan Allah, saya rasa itu mengada-ada. Allah ya Allah, dirimu ya dirimu. Jangan menyamakan diri dengan Allah. (Page 222)
Saling menasihati kepada kebaikan, itulah ‘jihad’. Saling mengajak mendekat ke Allah, itulah ‘jihad’. (Page 228)
Jangan mengungkit-ungkit apa yang telah engkau perjuangkan kepada mereka. Apa yang kita lakukan untuk anak, sesungguhnya adalah kewajiban. (Page 229)
Pernahkah kau memenuhi hak anak, yaitu merestui mereka? Jika surga ada di bawah telapak kakimu, mengapa tidak kau berikan? Bukankah itu hak mereka? Jangan tunggu berbakti, baru engkau berikan. Berarti, engkau pamrih. (Page 230)
Jangan lebih menjunjung tinggi aturan adat budaya dibandingkan aturan agama. Adat itu aturan manusia, sementara agama itu aturan Tuhan. Jika aturan adat menyimpang dari aturan agama, lebih baik tidak usah beradat saja. (Page 232)
Karena, nafas adalah nikmatmu, Ya Allah. Aku akan terus ber-dzikir seirama nafas, sebagai rasa syukurku.
Huu… Allah… (Page 245)
Allah selalu berbicara dan berkata-kata, baik dengan ilham maupun melalui kejadian-kejadian. (Page 258)
Alhamdulillah, ketika kita benar-benar semakin kuat ke Allah, Allah-lah yang mengubah semua dengan cara-Nya. (Page 262)
Ketika senantiasa sadar Allah, keinginan kita akan menjadi doa. (Page 267)
Ketika ber-dzikir, kita akan mendapatkan ketenangan, kenyamanan, kedamaian, dan ketenteraman. Tetapi, waspadalah. Itu hanyalah manfaat yang diperoleh dalam ber-dzikir, bukan tujuan ber-dzikir. Tujuan kita ialah senantiasa menjaga kesadaran jiwa kepada Allah (sadar Allah). Jangan sampai lalai di wilayah tenang, sehingga sadar Allah terlepas. (Page 272)
Jiwaku juga sibuk berduaan dengan Allah (Page 277)
Apa pun yang terlintas di pikiran dan di hati, tulislah. (Page 279)
Apa pun jalan yang kalian tempuh, tanpa kesungguhan, pasti tidak mendapat apa-apa. (Page 285)
Ilmu yang sebenarnya itu apabila telah menjalani. (Page 288)
Jika tiada nama Allah, berarti bukan dzikrullah. (Page 288)
Di saat tidak berpikir akan sesuatu, di situlah sering muncul inspirasi dan ide baru. (Page 291)
Jika mengaku makrifat tetapi tidak sholat dan tidak takwa, berarti ia belum paham apa yang Allah perintahkan pada dirinya (Page 292)
Jika tidak mendengar, berarti kita masih dikuasai ego diri. (Page 296)
Merasa bisa ini dan bisa itu, berarti belum zero. Masih ada ego. Zero itu tidak bisa apa-apa, tetapi dibisakan Allah: tidak tahu apa-apa, tetapi diberitahu Allah. La hawla wala quwwata illa billah. (Page 297-298)
Jiwa yang tenang ialah jiwa yang terbebas dari kebencian kepada siapa pun (Page 307)
Hakikat dzikrullah ialah menyadari Allah (sadar Allah). (Page 309)
Jika segala keinginan tercapai, kita baru bahagia, berarti bahagia kita terletak pada nafsu. (Page 311)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar