Jumat, 21 Februari 2020

Man of The Match

Tahukah kamu bahwa jika umur manusia di dunia yang maksimal hanya 60 tahun itu sama dengan waktu satu setengah jam (90 menit) di akhirat. (Page 5)

Pada hakikatnya, kita semua adalah pemain dalam kehidupan. (Page 14)

Tidak ada pilihan untuk menjadi yang terbaik di bidang kita masing-masing dan bisa berkontribusi luas kepada masyarakat selain menjadi "pemain". (Page 31)

Pemain utama adalah versi terbaikmu sebagai manusia. (Page 33)

Banyak pemain sepak bola hebat yang justru mengakui bahwa yang membuatnya hebat bukanlah bakat, melainkan mental yang dibangun secara terus-menerus. (Page 43)

Tidak ada sukses yang bersifat instan atau ujug-ujug. (Page 49)

Langkah pertama yang harus kamu miliki adalah kesiapan berproses. (Page 50)

Dalam semangat berproses, kamu juga harus menyadari bahwa ada saatnya kamu akan merasakan sebuah kegagalan. (Page 56)

Kamu tidak mungkin selamanya terpuruk dalam kekalahanmu. Ada saatnya kamu harus berdiri dan bangkit untuk maju kembali. (Page 59)

Membangun mental juara dengan sikap siap berproses, siap kalah, siap bangkit, dan siap menang. (Page 69)

Dalam hidup, pemain kedua belas bisa diartikan sebagai pihak-pihak yang mendukung kita. Terutama orangtua, suami atau istri kita, dan para sahabat yang selalu mendukung kita. (Page 104)

Cobalah membeli restunya (ibu) dengan pembuktian bahwa kamu bisa berhasil, sukses, dan membahagiakan mereka. (Page 104)

Visi dunia dan visi akhirat adalah "gawang" bagi kehidupanmu. (Page 107)

"Agar menjadi yang terbaik, apa pun profesi anda, anda harus melakukan latihan yang disengaja, terstruktur dan berjenjang (deliberate practice) sehingga level profesi/keahlian anda kian meningkat dari waktu ke waktu. Menurut hasil riset Berlin Academy of Music, untuk mencapai level expert anda harus terus melakukan deliberate practice selama 10 ribu jam. Itu berarti, jika anda berlatih selama 3 jam sehari maka dibutuhkan waktu selama 10 tahun untuk menjadi expert atau ahli!" Jamil Azzaini (Page 121)

Semakin kita belajar, semakin kita ahli, semakin kita kaya, dan semakin kita bermanfaat bagi orang lain. (Page 125)

Saat ini saya ingin membentuk dan membangun kebiasaan untuk tidak menunda-nunda waktu dengan seger mengerjakan tugas yang ada dan menulis satu artikel dalam sehari. (Page 133)

Tugas yang paling penting dan mendesak menjadi prioritas pertama yang harus dikerjakan dan diselesaikan. (Page 136)

Menjadi yang terbaik di lapangan bukan berarti egois menguasai bola, namun bersikap bijaksana dalam meng-handle bola. (Page 138)

Anggap saja, saya menghargai satu jam saya sebesar lima juta rupiah. (Page 141)

Gunakanlah waktu yang sebentar ini (break time) untuk hal-hal yang berkaitan dengam evaluasi diri. Waktu ini bisa dilakukan saat menjelang tidur atau saat salat malam bagi kamu yang muslim. (Page 144)

Menurut sebuah penelitian, lingkungan memiliki pengaruh sebesar 80% dalam pembentuka sikap dan karakter kita. Sisanya, sebesar 20% adalah pembawaan genetik. (Page 145)

Sebelum waktu time out tiba-tiba menghampiri manfaatkanlah waktu yang ada dengan sebaik mungkin. (Page 153)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar