Berkiblat ke Ka'batullah
Berpikir yang dinamis
Bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika" Buya Hamka (Page 2)
Pamannya kemudian meminta agar HAMKA "mengobati" perasaan Haji Rasul, ayahnya, dengan menikah. (Page 23)
Setelah dua tahun bertunangan, HAMKA resmi mempersunting Siti Raham binti Endang Sutan pada 5 April 1929 dengan biaya nikah dari uang hasil penjualan novelnya 'Si Sabariah', (Page 24)
HAMKA telah merasa layak untuk menikah karena telah akil balig. Pernikahan ini memberi arti tersendiri bagi Malik muda karena dengan pernikahan tersebut ia dapat menghindarkan diri dari berbagai gejolak nafsu yang umumnya bergelora dalam dada seorang pemuda. (Page 24)
Ummi kalian memang seorang yang setia. Dia tak minta apa-apa di luar kemampuan Ayah. (Page 24)
Sejak muda HAMKA aktif menulis buku, baik sebagai wartawan, penulis, editor, maupun penerbit. (Page 29)
Sejak muda HAMKA aktif berorganisasi dan memperkuat keterampilannya dalam berpidato di depan umum - suatu hal penting yang dibutuhkan para tokoh organisasi. (Page 33)
Buku-buku yang ditulis oleh HAMKA juga berbagai genre, baik nonfiksi maupun fiksi (novel dan cerpen). (Page 37)
Menurut HAMKA, ada empat syarat untuk menjadi pengarang atau penulis. Pertama, seseorang harus memiliki daya khayal atau imajinasi. Kedua, seseorang harus memiliki ingatan. Ketiga, seseorang harus memiliki kekuatan hafalan. Keempat, seseorang harus memiliki kesanggupan mencurahkan tiga hal tersebut menjadi sebuah tulisan. (Page 38)
"Berapa orang Islam yang dibunuh ketika kaum Salib menaklukkan Palestina?" Jawabannya, "70.000 (tujuh puluh ribu) orang". (Page 84)
Dari balik jeruji penjara, seorang ulama menyelesaikan sebuah karya besar, Tafsir al-Azhar. (Page 99)
Tulisan HAMKA mencapai 115 judul dalam berbagai disiplin ilmu. (Page 104)
"Saya lebih mantap mengirim calon menantu saya untuk diislamkan dan belajar agama Islam kepada HAMKA." Pramoedya Ananta Toer (Page 121)
Memanfaatkan waktu yang ada untuk menulis dan beramal shalih. (Page 129)
HAMKA juga adalah penulis yang dapat eksis menghasilkan karya dalam berbagai medan - sesulit apa pun medan kehidupan yang ia alami. (Page 131)
Buya HAMKA adalah tokoh Indonesia yang rajin belajar dari para tokoh dan buku-buku, walaupun ia tidak memiliki pendidikan formal yang tinggi. (Page 135)
Dengan ilmu manusia akan mampu mengenal Tuhannya, memperhalus akhlaknya, dan senantiasa berupaya mencari keridhaan Allah. (Page 147)
HAMKA baru bebas dari belenggu jeruji besi pasca jatuhnya Soekarno. (Page 174)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar