Kini, banyak orang melirik dunia tulis-menulis karena dapat dijadikan lahan yang potensial sebagai pekerjaan. (Page v)
Menerbitkan sendiri alias self publishing (sama seperti indie label pada dunia rekaman musik). Jika kita memutuskan untuk menerbitkan sendiri, kita harus mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Mulai dari penulisan naskah, editing, setting, layout, percetakan, distribusi hingga promosi. (Page 4-5)
Jangan sekali-kali menulis buku hanya karena tren, (Page 13)
Jika anda menerbitkan buku hanya dengan tujuan untuk mendapatkan royalti, lebih baik anda berhenti saja menulis buku. (Page 15)
Mulailah segala sesuatunya dari hal-hal yang paling anda minati dan kuasai. (Page 21)
Jika anda tidak mencintai dunia penulisan buku, kendala waktu dan sebagainya, memang terasa sebagai beban yang amat mengganggu. (Page 27)
Menulislah dengan cara yang paling anda sukai, yang paling nyaman bagi diri anda. (Page 29)
Agar dapat menulis, anda perlu menerapkan rahasia terbesar dalam proses menulis apa pun, otak kanan dulu, baru otak kiri. (Page 45)
Penulis buku haruslah cinta buku dan menjadi pengamat setia dunia perbukuan. (Page 64)
Di masa awal merintis karier sebagai penulis, saya pun berjuang sendirian. Belajar sendiri, menulis sendiri. Dan, ternyata karier saya begitu-begitu saja. Bahkan, tahun 1996 hingga 2004, saya vakum menulis. (Page 78)
Tahun 2003, saya mendirikan komunitas penulislepas yang berbasis di internet (www.penulislepas.com). Lantas, tahun 2004, saya bergabung dengan Forum Lingkar Pena (FLP). Subhanallah! Perkembangan karier yang luar biasa amat saya rasakan setelah bergabung dengan kedua komunitas ini. (Page 78)
Jangan sia-siakan kehadiran komunitas penulis di sekitar anda. Segeralah bergabung dan nikmati kehidupan yang lebih menyenangkan. (Page 80)
Pertimbangan utama dari penerbit adalah unsur peluang potensial pasar, bukan nama penulis atau yang lain! (Page 81)
Anda mungkin masih sangat pemula. Namun, jika naskah anda punya nilai jual yang tinggi, penerbit akan sangat tertarik untuk menerbitkannya! (Page 82)
Jika naskah anda ditolak karena memang belum bagus dari segi kualitas, anda harus belajar lebih banyak cara menulis yang baik. Jangan pernah putus asa. (Page 84)
Satu hal yang harus diingat, "buku berkualitas" tidak identik dengan "buku laris". (Page 152)
Kendala sebesar apa pun tidak akan menjadi masalah, selama tekad dan motivasi kita sangat kuat! (Page 162)
Citra diri anda di mata masyarakat akan lebih banyak ditentukan oleh seberapa bagus buku yang anda tulis, bukan dari seberapa banyak uang yang anda hasilkan dari penjualan buku tersebut. (Page 166)
Ada peribahasa dalam bahasa inggris yang mengatakan, "Don't judge a book by it's cover". (Page 170)
Harga paling murah? Bukankah biasanya barang murah identik dengan kualitas jelek? (Page 178)
ISBN (International Standard Book Number) tidak ada hubungannya dengan perizinan apa pun. (Page 187)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar