Sejarah Para KHALIFAH

Dengan menelaah sejarah para khalifah, kita bisa mengambil pelajaran-pelajaran berharga, terutama tata cara bernegara dan berpolitik. (Page ix)

Sejak jatuhnya khilafah Turki, umat Islam masuk dalam bid'ah kubra. Sebuah bid'ah teramat besar yang melebihi semua jenis bid'ah yang ada. (Page xiv)

Monarki bukanlah sistem tercela yang harus dihindari mengingat kajayaan umat islam pernah ada di masa tersebut. (Page xvii)

Penulis lebih cenderung pada pendapat yang mengatakan bahwa sistem khilafah adalah bentuk kepemimpinan yang menaungi umat islam seluruh dunia dalam satu payung. (Page xvii)

Metode pemilihan khalifah bisa beragam. (Page xvii)

"Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan istri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadah, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan," Umar bin Al-Khathab (Page 12)

"Aku tidak akan menggunakan pedangku selagi cambukku sudah cukup. Aku tidak akan menggunakan cambukku selagi lisanku masih bisa mengatasinya. Jika ada rambut yang membentang antara diriku dan penentangku, maka rambut itu tidak akan putus selamanya. Jika mereka mengulurkannya, maka aku akan menariknya. Jika mereka menariknya, maka aku akan mengulurnya," Muawiyah bin Abu Sufyan (Page 30)

Lembaga ini (Baitul Hikmah) memiliki ribuan buku ilmu pengetahuan. (Page 97)

Tidak ada seorang ulama pun yang terbebas dari kekeliruan. Namun barang siapa yang mengambil semua kekeliruan mereka, pastilah agamanya akan terbang. (Page 127)

"Saya tak pernah menjadikan sesuatu sebagai teman selain Al-Qur'an." Khalifah Al-Muttaqi 940-944 M (Page 140)

Dia (Al-Mutawakkil II) juga dikenal sebagai sosok yang memiliki wawasan luas, banyak menyibukkan diri dengan ilmu pengetahuan. (Page 237)

Hal ini (Kekhalifahan Islam) berlangsung hingga 3 Maret 1924 ketika Presiden Pertama Turki Sekuler Mustafa Kemal Ataturk, menghapus sistem khilafah dari muka bumi dan menggantikannya dengan sistem sekuler hingga kini. (Page 239)

Sultan Muhammad III (1595-1603 M) dikenal memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan serta kesusastraan yang luas. (Page 267)