Selasa, 27 Oktober 2015

Pasar Tradisional Sukodono adalah Kekuatan dari Ekonomi Kerakyatan

Pasar Tradisonal Sukodono yang pindah ke Desa Kebonagung adalah sumber kekuatan dari ekonomi kerakyatan.

Pengertian dari ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat. Dimana ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumberdaya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb., yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya.

Dan pasar tradisional adalah wadah atau tempat berkumpulnya para pengusaha kecil untuk memasarkan produknya ke masyarakat. Dan untuk mendukung terciptanya kekuatan ekonomi kerakyatan maka kita mendukung para pengusaha kecil ini dengan berbelanja di pasar-pasar tradisional yang ada di tempat kita, contohnya yaitu Pasar Tradisional Sukodono.

Selasa, 20 Oktober 2015

Seluruh Siswa SMK Pertanian akan Dapat Beasiswa

Direktorat Pembinaan SMK Pendidikan Menengah Kemendikbud akan memberikan peserta didik di SMK Pertanian mendapat beasiswa sebesar Rp1 juta per tahun. Kebijakan itu diambil guna mendorong siswa bersekolah di jurusan pertanian.

"Semua siswa SMK Pertanian mendapat beasiswa sebesar Rp1 juta, di luar BOS," kata Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustagfirin Amin di Kemendikbud, Jakarta, Kamis (23/10/2014).

Hal ini diprogramkan guna menarik siswa lulusan SMP untuk melanjutkan pendidikan di jurusan pertanian. Sehingga, sektor agraria dapat terus dikembangkan. Mengingat, sebagian besar wilayah Indonesia merupakan wilayah pertanian dan perkebunan.

Menurutnya, kebijakan pemberian beasiswa tersebut berhasil meningkatkan jumlah siswa yang bersekolah di SMK Pertanian. Adapun jumlah SMK Pertanian di seluruh Indonesia sebanyak 300 sekolah.

Saat ini, kata dia, jumlah siswa SMK Pertanian mencapai sekitar 220 ribu siswa. Sebelumnya, terjadi penurunan, hanya sekitar 120 ribu siswa.

Kendati begitu, bukan berarti siswa di SMK Pertanian menyiapkan mereka menjadi petani. Namun, mereka dipersiapkan untuk memajukan teknologi yang dapat menunjang peningkatan sektor pertanian.

Untuk itu pihaknya juga berharap agar sekolah-sekolah itu memiliki jaringan dengan industri yang bergerak di sektor pertanian dan perkebunan.

"Mereka bukan kita didik untuk menjadi petani tradisional. Tapi bagaimana mereka nantinya bisa mengembangkan teknologi tentang perkembangan pertanian dan perkebunan," cetusnya.

Lebih lanjut Mustagfirin menjelaskan, untuk SMK Kelautan Perikanan, mulai tahun 2015 semua lulusannya akan mendapat sertifikat internasional.

Mulai lulusan tahun 2015, kata dia, seluruh lulusan SMK Perikanan Kelautan akan mendapat sertifikat internasional, supaya mereka bisa langsung bekerja di kapal dan melaut.

Sertifikasi itu akan dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dijelaskan, untuk bisa mendapatkan sertifikasi itu tidaklah mudah, dibutuhkan persyaratan yang ketat. Untuk itu, Kemdikbud juga melakukan kerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Kita sudah bekerja sama dengan KKP. Mereka yang punya fasilitas pelatihan. Jadi, SMK yang tidak punya tempat pelatihan bisa diberi bantuan. Karena mereka tidak mungkin bisa ikut melaut kalau tidak punya ilmu-ilmu kelautan," pungkasnya.

(Source: Metrotvnews.com)

Silicon Valley dan Semangat dari Garasi

Sepertinya banyak di antara kita yang familiar dengan kisah mengenai startup (perusahaan rintisan) yang berawal di garasi. Contohnya, Larry Page dan Sergey Brin yang memulai Google di bulan September 1998. Ataupun Steve Jobs dan Steve Wozniak yang memulai Apple Computer di tahun 1976. Kedua garasi ini berada di daerah yang dikenal sebagai Silicon Valley, Amerika Serikat, tepatnya di negara bagian California.

Silicon Valley kini dikenal banyak orang sebagai pusat pertumbuhan startup teknologi di dunia. Hal ini membuat saya sangat penasaran mengenai peranan garasi terhadap munculnya tech startup di Silicon Valley. Maka berangkatlah saya memulai petualangan baru ke sebuah dunia yang menjanjikan banyak hal indah bagi penggila teknologi.

Saya mendarat di San Francisco International Airport pada tanggal 20 Juni 2014 tengah hari. Saya sangat berterima kasih dijemput oleh seorang teman baik bernama Ivan Yudhi yang telah menetap dan bekerja selama 11 tahun di sini.

Tujuan pertama sesampainya di Silicon Valley adalah mengunjungi sebuah rumah yang di belakangnya terdapat sebuah garasi legendaris yang dulu digunakan Bill Hewlett dan Dave Packard ketika mendirikan Hewlett Packard (HP) di tahun 1939. Tempat bersejarah ini yang kemudian disebut sebagai tempat lahirnya Silicon Valley.

Sejarah detail mengenai garasi ini bisa dibaca di: http://www8.hp.com/us/en/hp-information/about-hp/history/hp-garage/hp-garage.html. Garasi HP tersebut terletak di sebuah kompleks perumahan (neighborhood) yang cukup mewah dan nyaman, di mana rumah-rumah di sekelilingnya terbilang bagus dan berkelas.

Dalam perjalanan menuju garasi tersebut, saya memperhatikan bahwa hampir semua rumah di area tersebut memiliki garasi yang ukurannya terbilang besar. Sebagian rumah bahkan memiliki garasi untuk dua mobil.

Di sini, ternyata mobil bukan sebuah barang kebutuhan mewah, tapi hampir merupakan kebutuhan primer, karena jaringan transportasi umum yang kurang bisa diandalkan, kecuali jika tinggal di tengah kota.

Oleh karena itu, semua rumah mempunyai mobil yang ditaruh di garasi yang cukup besar. Masuk akal kalau garasi-garasi tersebut kemudian ‘dipinjam’ sebagai lahan kantor awal startup yang butuh ngirit karena tidak perlu bayar sewa.

Stanford University, salah satu universitas paling prestis dan ternama di dunia juga berada di jantung Silicon Valley. Keberadaan Stanford dianggap sangat vital dalam mendorong pertumbuhan industri teknologi di sekitar Silicon Valley. Dr. Frederick Terman, seorang profesor Stanford juga yang kemudian mendorong Hewlett dan Packard mendirikan HP.

Beberapa hari yang lalu, saya juga berkunjung ke sana untuk menemui seorang teman. Obrolan kami membahas mengenai mentalitas mahasiswa di Stanford, terutama terkait betapa mereka sangat bernafsu membangun startup. Bayangkan berada di sebuah lingkungan di mana semua teman kita, setiap harinya membahas teknologi terbaru apa yang akan diciptakan untuk menjadi solusi yang tidak pernah terduga sebelumnya.

Tidak salah kalau Stanford menjadi pemasok utama tenaga kerja berkualitas tinggi di berbagai perusahaan teknologi ternama di Silicon Valley seperti Google, Facebook, Yahoo!, LinkedIn, dan Microsoft. Tak sedikit juga dari mahasiswa Stanford yang kemudian membangun startup mereka sendiri, karena lingkungannya sangat mendukung mereka menjadi entrepreneur.

Ada begitu banyak teman, pemodal ventura, angel investor, inkubator bisnis yang mendorong tumbuhnya ekosistem startup di seputar Stanford University. Bagaimana tidak terdorong bangun startup kalau semua orang di sekitar kita melakukannya?

Buat saya, Silicon Valley bukanlah sebuah tempat. Silicon Valley adalah semangat. Sebuah semangat untuk berinisiatif, mengambil resiko dan siap gagal. Sekalipun semua itu harus dimulai dari sebuah keadaan yang begitu tidak mendukung, dari garasi. Kekurangan modal bukanlah sebuah alasan bagi banyak orang di Silicon Valley untuk tidak berusaha maupun berkarya.

Dan tentu saja Silicon Valley juga memiliki ekosistem yang telah terbentuk serta didukung infrastruktur yang baik. Tapi jangan lupa, semua ini bermula dari sebuah garasi. Sebuah mimpi. Sebuah tujuan.

(Penulis: Yansen Kamto)

Senin, 19 Oktober 2015

Silicon Valley, Jantung Perusahaan Teknologi Dunia

Silicon Valley adalah sebuah kawasan yang meliputi daerah San Fransisco, Bay Area dan California yang dikenal sebagai kawasan penghasil industri teknologi informasi terbesar di dunia. Bahkan bisa dikatakan bahwa Silicon Valley ini merupakan jantung perusahaan teknologi dunia. Nama “Silicon Valley” sendiri tentunya tidak terdaftar secara legal sebagai nama suatu kawasan. Nama ini hanyalah sebutan untuk menyebut kawasan pusat industri teknologi yang berada di negara Amerika Serikat.

Silicon Valley yang terdiri dari wilayah San jose, Santa Clara, Sunnyvale, Palo Alto dan beberapa daerah lainnya berkembang sebagai jantung perusahaan teknologi dunia karena penelitian dan riset yang dilakukan oleh para pelajar dari Stanford University. Hal ini dimulai dari dua orang sahabat yang mendirikan perusahaan pada tahun 1939 di kawasan tersebut. Perusahaan ini adalah cikal bakal perusahaan HP yang digawangi oleh 2 orang pendirinya, Hewlett dan Packard.

Kedua orang sahabat yang mendirikan perusahaan peralatan pengukuran elektronik ini merupakan alumni Stanford University. Selanjutnya, perusahaan HP berkembang secara pesat dan berhasil menjadi perusahaan yang lebih besar. Beberapa perusahaan lainnya mulai tertarik untuk menetap di kawasan tersebut untuk ikut mendulang kesuksesan, seperti perusahaan Apple Computer, Xerox PARC dan Fairchild Semiconductor.

Dalam perkembangannya, Silicon Valley kerap kali dikenal dengan julukan “lembah kesempatan”, karena dianggap menjadi daerah yang memberi kesempatan bagi banyak perusahaan teknologi informasi untuk mengembangkan berbagai teknologi canggih yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat dunia.

Beberapa perusahaan yang tercatat berkembang di kawasan Silicon Valley diantaranya adalah:
• Yahoo! dan Google (mesin pencarian di internet)
• Intel
• Cisco System dan 3com
• Adobe System
• Apple
• eBay
• Facebook
• Logitech
• McAfee
• nVidia
• PayPay
• SanDisk
• Youtube

Penggunaan nama Silicon Valley bukan berasal dari hasil perundingan perusahaan-perusahaan bermukim di wilayah tersebut. Nama tersebut pertama kali dipopulerkan oleh seorang pebisnis California yang bernama Ralph Vaerst. Istilah yang sering digunakan oleh Ralph tersebut menjadi semakin populer ketika salah seorang sahabatnya, Don Hoefler menggunakan istilah tersebut untuk menulis sebuah artikel.

Artikel yang diterbitkan pada 11 Januari 1971 di surat kabar mingguan Electronic News tersebut bertajuk “Silicon Valley in the USA”. Munculnya istilah Silicon Valley di surat kabar membuat istilah ini semakin populer dan banyak digunakan masyarakat untuk menyebut kawasan yang terdiri dari banyak perusahaan teknologi tersebut.

Penggunaan frasa Silicon Valley bukanlah sebuah istilah yang dibuat secara sembarangan oleh Ralph Vaerst. Pemilihan kata silikon dimaksudkan untuk menyebut situasi dimana perusahaan-perusahaan besar menggunakan bahan silikon untuk membuat teknologi semi-konduktor serta perangkat teknologi lainnya. Sementara kata Valley identik dengan kawasan Santa Clara Vallet yang terletak di ujung selatan San Fransisco Bay.

Apapun istilah yang digunakan, Silicon Valley telah menjadi tempat yang membuat banyak orang menaruh harapan akan perkembangan dunia teknologi informasi. Kawasan ini juga menjadi salah satu lapangan kerja terbesar yang memberikan harapan bagi para pencari kerja maupun para investor. Semoga kemajuan teknologi yang bermula dari Silicon Valley dapat berkembang dengan baik pada kawasan-kawasan lain di seluruh dunia.

(Source: Andriewongso.com)

5 Hobi yang Dapat Membuat Otak Lebih Cerdas

Memiliki hobi atau kegemaran merupakan cara yang baik untuk mengisi waktu luang. Dilansir dari lifehack, enam hobi ini dapat membuat hobi Anda tidak hanya menyenangkan tetapi juga dapat membuat otak Anda menjadi lebih cerdas.

1. Membaca
Membaca dapat meningkatkan memori di otak, membangun sistem saraf di otak, dan melatih bagian otak yang meningkatkan imajinasi. Banyak membaca juga dapat membuat seseorang memiliki banyak pengetahuan tentang berbagai macam hal.

2. Bermain musik
Bermain musik dapat meningkatkan fungsi kognitif, memori, logika, dan pengenalan terhadap pola. Ilmuwan juga percaya bahwa bermain musik dapat membuat siswa lebih baik dalam matematika linear dan pemecahan masalah.

3. Berolahraga
Berolahraga dapat memproduksi protein di aliran darah. Ketika darah dipompa melewati otak, sel-sel menyerap protein yang membantu meningkatkan memori dan fokus.

4. Belajar bahasa
Belajar bahasa baru selain dapat membuat seseorang berkomunikasi lebih mudah juga memiliki efek yang positif ke otak. Seseorang yang menguasai lebih dari satu bahasa biasanya mempunyai kemampuan untuk fokus pada beberapa hal pada waktu yang bersamaan.

5. Bermain games
Bermain games ataupun puzzle dapat melatih otak untuk terus berpikir logis. Ketika bermain, otak juga menyerap pengetahuan baru yang mengakibatkan terbentuknya suatu hubungan saraf di dalam otak.

(Source: Merdeka.com)

Minggu, 04 Oktober 2015

Ini 6 Hal yang Dapat Membuat Anda Ahli dalam Bisnis!

Tidak ada cara instant untuk membangun bisnis dan sukses, segala sesuatu pasti memiliki proses. Proses yang dialami satu orang dengan orang lainnya pasti akan memiliki perbedaaan, perbedaan proses tersebut dikarenakan banyak faktor seperti halnya kemampuan, pengalaman, kesempatan, jumlah relasi yang dimiliki dan sebagainya.

Setiap orang yang baru memulai bisnis pasti akan mencoba berbagai cara untuk sukses, namun banyak diantaranya malah menuai kegagalan. Untuk itu, mebiso merangkum rahasia-rahasia para entepreneur sukses untuk membantu Anda menuai keberhasilan lebih mudah dari pada sebelumnya :

1. Ketahui cara menjual
Yakinilah bahwa menjual pada konteks ini adalah meyakinkan seseorang bahwa produk yang Anda tawarkan adalah solusi atas kebutuhan mereka karena dapat menyelesaikan masalahnya. Jadi, menjual yang dimaksudkan bukan lagi membuat orang yakin untuk membeli, melainkan yakin bahwa produk tersebut menyelesaikan masalah. Saat orang yakin bahwa suatu produk dapat menyelesaikan masalahnya, orang tersebut akan dengan sendirinya membeli tanpa ditawari.

2. Terus gali informasi kebutuhan
Tahukah Anda bahwa banyak sekali orang yang menginginkan sesuatu mulai dari A hingga Z. Namun setiap waktu keinginan mereka berubah, padahal faktor yang mereka butuhkan sama namun packaging dari kebutuhannya berbeda itulah yang membuat seseorang sering kali berubah keinginan karena mereka terus mencari yang terbaik. Untuk itu, yang perlu Anda lakukan adalah mencari tahu apa kebutuhan sebenarnya bukan apa yang mereka inginkan. Karena saat Anda sudah dapat memberikan solusi yang tepat atas kebutuhannya, Anda hanya perlu mempercantik tampilan dan memberikan sedikit fitur tambahan untuk mentrigger orang tersebut yakin membeli. Ingatlah bahwa, banyak sekali orang yang dengan mudah mengatakan keinginannya namun tak dapat menjelaskan apa yang dibutuhkan, karena itu adalah tugas Anda!

3. Ketahui sebanyak mungkin mengenai teknologi
Setiap hari bahkan setiap detiknya teknologi selalu berubah dan diperbarui. Saat terdapat teknologi baru, banyak sekali orang yang akan mencoba menyetarakan teknologi mereka dengan yang baru dan untuk melakukan itu mereka hanya membutuhkan beberapa hari saja. Sehingga saat Anda mengeluarkan suatu teknologi baru tanpa adanya nilai lebih lainnya, Anda tidak dapat menjadi orang yang unik di antara mereka. Ketahuilah bahwa saat Anda menguasai teknologi, hal tersebut dapat menjadi nilai lebih yang mampu membuat Anda selangkah lebih dekat untuk memahami setiap kebutuhan orang di sekitar Anda.

4. Desain solusi yang tak ada di pasaran
Saat seseorang mengalami kesuksesan, maka 99% orang sukses lainnya akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan oleh orang yang sukses pertama kali. Tapi sayangnya, banyak dari mereka yang belum sempat mengerti bahwa untuk menyajikan suatu solusi mereka harus memiliki hal unik yang dapat membedakan dirinya dengan yang lain. Inovasi dari solusi itu terbagi menjadi 3 yakni : hal yang benar-benar baru, menambah dan atau mengurangi dari yang suda ada.

5. Buatlah hidup orang lain lebih mudah
Banyak sekali entepreneur yang ingin membuat produk yang luar biasa hebat, sayangnya banyak juga diantara mereka yang tidak mengetahui bahwa untuk membuat sesuatu yang hebat, mereka perlu menciptkan produk yang dapat membantu memudahkan atau membuat apa yang telah dilakukan menjadi lebih baik bukan hanya sekedar hebat saja. Untuk mengujinya cukup pikirkan, seberapa jauh produk yang Anda tawarkan mampu menyelesaikan suatu masalah, mampu membuat orang lain lebih baik dari sebelumnya?

6. Jadilah orang yang ramah
Kami yakin bahwa Anda juga tidak menyukai orang yang berbicara terlalu tinggi dan sombong mengenai suatu hal apalagi saat menjual produk. Jadi sebaiknya katakan kelebihannya dengan menunjukkan buktinya bukan hanya sekedar bicara tanpa bukti. Gunakan kata-kata pujian yang tulus bukan terpaksa, banyaklah tersenyum dan ajak mereka terlibat pada perbincangan kecil yang menarik, dengan begitu mereka akan mau mendengarkan setiap apa yang Anda katakan. Tapi ingatlah, tidak semua dari mereka adalah orang yang biasa, banyak pula yang sibuk, untuk itu buatlah janji dan tepati.

(Source: Mebiso.com)

Tanpa Sekolah, Anda Bisa Jadi Orang Kaya

Apa pun latar belakang pendidikannya, Anda masih berpeluang menjadi miliarder. Menurut penulis buku How Rich People Think, Steve Siebold, tingkat pendidikan dan latar belakang Anda tidak ada hubungannya terkait urusan mencari uang.

Setelah sukses menjadi kaya raya, Siebold mewawancari sekitar 1.200 orang terkaya di dunia dan menemukan bahwa untuk menjadi kaya raya lebih karena kekuatan mental seseorang.

Dari hasil wawancara tersebut, Siebold menilai orang kaya melihat uang secara logis, sedangkan kebanyakan orang melihat uang melalui mata emosi.

"Orang yang cerdas, terdidik, dan sukses pikirannya dapat berubah seketika karena (emosi) takut sehingga memilih untuk pensiun dengan nyaman," Tulis Siebold.

"Orang kaya berpikir, apa yang bisa dilakukan dengan uang, melalui mata logika. Orang kaya juga tahu uang adalah alat penting yang memberikannya pilihan dan kesempatan," papar Siebold.

Bagi orang berduit, uang itu baik karena dapat memberikan kebebasan, kesempatan, peluang, dan kesejahteraan. Mereka juga mengakui secara logis bahwa uang dapat memecahkan masalah.

Di sisi lain, banyak orang yang cenderung memaknai uang sebagai musuh. "Kebanyakan orang memiliki disfungsional dengan memusuhi uang," tulis Siebold.

Menurut Siebold, banyak orang diajarkan bahwa mencari uang itu sulit dan sulit untuk menjaganya. Namun, ada kalanya uang bisa membeli kebahagiaan, orang kaya mengakui hal ini.

"Jika Anda ingin mulai meraup kekayaan, berhenti melihat uang sebagai musuh Anda. Anggaplah sebagai kawan terbaik Anda," tegas Siebold.

(Source: Liputan6.com)