Minggu, 16 Juli 2017

Buy Ebook in Google Play Books

Hari ini untuk pertama kalinya saya membeli Ebook di Google Play Books. Ebook yang aku beli berjudul "StartupPedia" yang ditulis oleh Anis Uzzaman. Menurut ku buku ini cocok sekali dengan planning ku yaitu menjadikan Startup Bisnis yang aku miliki menuju IPO.

Sebelum aku membeli buku tersebut aku membaca sample buku dari halaman cover sampai halaman 50 dari total sebanyak 249 halaman. Untuk memutuskan membeli Ebuku tentang bisnis ini aku harus mempertimbangkannya masak-masak karena aku belum pernah beli buku secara online dan juga belum tau caranya.

Akhirnya aku melihat brosur Voucher Google Play di Indomaret yang memberiku ide untuk mencoba membeli Ebook yang aku inginkan dengan membeli Voucher tersebut. Lalu aku bertanya kepada Si Mas Kasir harga Voucher Google Play minimal yaitu 50k dg harga Rp. 55.000,-. Harga Ebooknya yaitu Rp. 40.500,- jadi cukuplah kalo aku beli voucher yg 50k.

Di Google Play Books sendiri cara pembayarannya bermacam-macam dan aku pilih pembayaran dengan penukaran kode, kode tersebut aku dapat dari pembelian Voucher Google Play di Indomaret tadi. Jika pertama kali transaksi, kita diwajibkan untuk mengisi regristrasi terlebih dahulu dan memasukkan ulang password google kita. Dan Alhamdulillah transaksi pertama ku berjalan dengan lancar.

Sejak lama aku tertarik dengan Ebook karena praktis dan enak untuk dibaca. Dulu aku dapat Ebook dari download secara gratis di internet sebagai bahan referensi ku untuk mengajar Bahasa Inggris. Setelah aku download ebook yang aku inginkan lalu aku print semua (biaya untuk print Ebook tergolong mahal pada waktu itu yaitu Rp. 500,- per lembar) karena masih belum punya tab. 

Menurut ku banyak kelebihan yang dimiliki Ebook dari pada buku konvensional. Salah satunya yaitu tidak mudah rusak karena bisa disimpan secara online. Sejarah pernah mencatat kemunduran keilmuan yang dicapai oleh umat manusia dikarenakan banyak buku-buku di perpustakaan Baghdad, sebagai pusat keilmuan dunia pada jaman kekhalifahan Bani Abbasiyah, yang dibakar dan dihancurkan oleh tentara Jengis Khan. Ada pula yang dibuang ke lautan sehingga tinta dari buku-buku tersebut membuat air laut menjadi hitam dan sekarang kita mengenalnya dengan nama Laut Hitam.

Buku adalah jendela dunia dan sebagai media perantara ilmu dari generasi ke generasi. Dan membeli buku adalah sebuah investasi masa depan. 

Sabtu, 15 Juli 2017

Google IPO


Google went public exactly 12 years ago today, August 19. 

In the immediate aftermath, employees who made big money were warned not to buy BMWs (or else they'd get their windshields smashed) or check the stock ticker at work (or else they'd have to buy the person who caught them a share). 

People who bought shares on August 19, 2004, and kept it have made off well, as the stock price of Google and parent company Alphabet has skyrocketed. 

If you bought one share of Google in 2004 at its initial public offering price of $85, then it would be two shares worth $1,575 today, taking into account Google's stock split. 

That's a stunning 1,752.94% change, or about 18.5x. 

So, let's assume that you bought more than one share: 

1. If you bought about $1,000 of stock — about 11.76 shares — at the IPO price in 2004, then you'd have about $18,522 today. 

2. If you'd invested $10,000, then you'd have $185,384.53, a gain of $175,384. 

3. If you'd been high-rolling with a $100,000 investment, then you'd have a stunning $1,853,022.60. 

Not too shabby. 

Although the company has changed tremendously in the past 12 years — there are now separate divisions for self-driving cars, curing death, and improving cities — the core search experience looks pretty much the same.

(Source : Businessinsider.com) 

Apa Itu IPO?


Oleh : Azlan Shah


A. Dari perspektif perusahaan 

Pertama-tama, apa itu IPO? IPO (Initial Public Offering) adalah penawaran pertama harga oleh perusahaan terbuka yang melantai di bursa saham. IPO seringkali menjadi solusi yang sangat baik bagi perusahaan-perusahaan swasta baru dan/atau hanya memiliki modal terbatas yang ingin berkembang dengan tambahan modal dari publik tersebut, namun belakangan terlihat perusahaan-perusahaan besar juga ikut melantai di bursa saham. 

Sebutlah salah satunya asuransi BUMN Jiwasraya. Sempat hampir dinyatakan pailit beberapa tahun lalu, Jiwasraya sekarang memiliki modal yang cukup untuk beroperasi bahkan melakukan ekspansi. Sejak Februari, PT. Jiwasraya Tbk. melakukan rekrutmen besar-besaran pegawai untuk mengakomodasi persaingan mereka di pasar asuransi terutama asuransi jiwa. 

Dengan modal yang semakin besar, perusahaan akan sangat sulit jatuh. Malah sebuah perusahaan dengan modal besar akan pasti dapat bersaing bahkan lebih berani dalam berinovasi dikarenakan modal yang besar, salain dari kepemilikan saham yang sebagian besar dimiliki publik. Manchester United yang sudah menjadi perusahaan publik sejak seberapa tahun lalu, tetap menjadi perusahaan dengan pendapatan terbesar, selain terus stabilnya finansial perusahaan. Jika kita perhatikan, Manchester United Football Club sudah beberapa musim terakhir tidak mampu memenangkan gelar juara apapun mulai dari domestik sampai internasional. Namun apa dikata dengan modal yang besar, mereka tetap mampu membeli dengan jor-joran seperti nilai transfer Anthony Martial yang masih berusia 19 tahun sebesar 36 juta pounds (belum bonus) atau lebih dari 650 milyar rupiah belum termasuk gaji per minggunya. 

Namun kelemahannya, sedikit ada image dan kebijakan yang buruk yang dilakukan Dewan Direksi, akan menimbulkan kegelisahan pasar. Dalam situasi terburuk, nilai saham akan jatuh dalam semalam karena publik panik dan melakukan sell short. Sehingga David Moyes yang digadang-gadang menjadi penerus dinasti Alex Ferguson di Manchester United harus didepak sesegera mungkin karena reputasi masih jauh kalah dengan pilihan-pilihan pelatih lainnya di pasaran seperti Louis Van Gaal. 

Dalam memperhitungkan kapan tepatnya IPO dipasarkan, perusahaan akan menggunakan jasa konsultan dari pihak ketiga dimana mereka yang akan menentukan apa jenis saham yang tepat (umum atau khusus), harga terbaik dan waktu yang tepat untuk dipasarkan. 

B. Dari perspektif investor 

Berdasar pada pengalaman saya berinvestasi saham di BNI Sekuritas, IPO dapat menjadi investasi yang beresiko. Akan sangat sulit untuk memprediksi apa saham yang akan mampu bersaing di hari pertama dan dalam jangka pendek karena akan sangat sedikit data tentang finansial sebelum mereka melantai di bursa sehingga akan sulit untuk menganalisa perusahaan mereka. Kemudian, sebagian besar IPO adalah perusahaan yang sedang mengalami periode pertumbuhan transisi, dimana ada banyak ketidakpastian dalam nilai saham perusahaan di masa yang akan datang. 

Dahulu, hanya perusahaan-perusahaan besar yang melantai di bursa. Namun berkat teknologi informasi, perusahaan-perusahaan startup juga kian gencar mencari tambahan dana dari bursa saham. Untuk perusahaan startup yang belum mempunyai nama, akan beresiko untuk menanamkan uang di perusahaan mereka terlebih jika modal yang masuk lewat saham nantinya akan digunakan untuk publikasi dan periklanan yang bukan merupakan investasi jangka menengah yang baik. Terlebih, jika melantai di bursa adalah tujuan akhir pemilik perusahaan, dimana mereka melakukan exit strategy dan meraup keuntungan sebesar-besarnya sebelum melepas total perusahaan mereka ke publik. 

Ingat, IPO hanya sebuah saham yang diperjual belikan. Ini semua tentang kemampuan promosi perusahaan. Jika anda mampu meyakinkan publik untuk membeli saham IPO anda, anda pastinya akan mendapatkan uang dalam jumlah yang luar biasa. Asal kalian tahu, per harinya transaksi IHSG dapat menyentuh hampir 5 triliun rupiah. IHSG yang terus positif walaupun pasar eropa dan amerika yang terus negatif, menunjukkan betapa potensialnya modal likuid yang berputar di Indonesia.

Jumat, 14 Juli 2017

Eden Hazard in FIFA Mobile App

This is my favorite football player 'Eden Hazard' in FIFA Mobile App. I buy him in the market. His price is around 35.000 coins. These are the screen shoots of his perform. He can make many goals, amazing.