Kamis, 04 November 2021

TEOLOGI MUSLIM PURITAN


Salafi muncul disebabkan semangat kembali kepada kejayaan masa lalu, terutama 3 abad di permulaan Islam. (Page 28)

Teologi salafi lebih sering diidentikkan dengan Ibn Taymiyah (w. 728 H/1328 M) yang hidup pada abad keempat belas Masehi. (Page 41)

Ketokohan Ahmad Ibn Hanbal (w. 241 H/856 M) sebagai imam ahli Hadis menjadikannya tokoh sentral dalam teologi salafi pra Ibn Taymiyah. (Page 43)

Ahli filsafat dan teologi juga menjamur terutama setelah al-Ma'mun menjadi khalifah. Al-Ma'mun adalah khalifah yang paling disenangi bagi para filosof dan teolog, terutama Mu'tazilah dan Shi'ah. (Page 45)

Ibn Taymiyah adalah pembaharu yang paling penting. (Page 117)

Ibn Taymiyah terhubung dengan para pendahulu Hanabilah dari banyak tokoh. (Page 124)

Ibn Taymiyah dianggap sangat mumpuni dalam banyak bidang keilmuan, sehingga al-Dhahabi merasa sangat kagum dengan sosok gurunya tersebut. (Page 125)

Pengikut Ibn Taymiyah tidak hanya berasal dari kalangan Hanbali, tetapi juga terdapat dari mazhab lain, terutama al-Shafi'i. (Page 126)

Ibn Qayyim al-Jawziyah, sebagaimana diinformasikan Ibn Kathir dan Ibn Hajar, belajar kepada Ibn Taymiyah sejak kepulangan Ibn Taymiyah dari Mesir untuk menjalani hukuman penjara. (Page 128)

Ibn Qayyim al-Jawziyah belajar kepada Ibn Taymiyah selama 16 tahun. (Page 128)

Kemajuan spiritual Ibn Qayyim al-Jawziyah tersebut disebabkan ritual maksimal atau riyadah yang ia lakukan saat di dalam penjara. Pembacaan al-Qur'an, tadabbur, dan tafakkur - sebagaimana dilakukan sufi - membuat Ibn Qayyim al-Jawziyah sampai kepada futuh (kesuksesan spiritual) dan merasakan dhawq dan wajd yang benar. (Page 129)

Ibn Qayyim al-Jawziyah mewarisi teologi Ibn Taymiyah, bahkan mengembangkannya lebih daripada gurunya. (Page 129)

Secara informal, ia (Muhammad Yasin al-Fadani) belajar di halaqah-halaqah al-Masjid al-Haram. Setelah itu, ia menyelesaikan pembelajarannya di Dar al-Ulum al-Diniyah, (Page 157)

Kematangan Ibn Taymiyah justru dipicu dari perdebatan teologis yang selalu terjadi di masanya. (Page 207)

Khalifah al-Ma'mun sangat gemar dengan diskusi ilmiah, filsafat, dan logika. (Page 243)

Semoga Allah menilai karya ini (buku) sebagai karya yang penuh keikhlasan dan kidmah untuk masyarakat Muslim. Karya apapun yang dibuat karena Allah, niscaya kekal. (Page 289)